Suara.com - Menjaga kesehatan mental penting dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, pakar mengingatkan agar masyarakat jangan lupa melakukan selftalk. Apa itu?
dr. Stephanus Putra Nurdin, MedHyp dari RSIA Budhi Jaya dan Columbia Asia Hospital Pulomas menjelaskan bahwa selftalk adalah salah satu cara memberikan sugesti pada tubuh dan pikiran.
"Selftalk itu bahasa gampangnya ya ngomong sendiri. Tapi kalau diulang-ulang, perkataan itu bisa menjadi kenyataan karena akan menjadi sugesti, kalau minum obat atau vitamin ini itu tapi selftalk-nya negatif ya percuma," ujar Stephanus saat dilansir ANTARA.
Lebih lanjut dokter yang akrab disapa dr Ivan ini mengatakan, mendengar dibagi menjadi dua bagian yaitu pada pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Namun, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa pikiran bawah sadar lebih dominan dibandingkan dengan pikiran sadar manusia.
"Kalau kita mengenal pikiran bawah sadar kita, sebenarnya 88 persen atau 90 persen pikiran bawah sadar itu menguasai hidup kita setiap hari," kata dokter Ivan.
Oleh sebab itu, apapun yang dikatakan pada diri di pikiran bawah sadar akan langsung terprogram di dalam otak.
Banyak orang berpikir bahwa mendengar hanya berasal dari perkataan orang lain. Faktanya saat Anda berbicara pada diri sendiri maupun orang lain, diri Anda-lah yang paling pertama mendengar dan memproses kata-kata tersebut, jelas Ivan.
Dokter Ivanjuga mengungkapkan bahwa kondisi sekarang ini menyebabkan banyak orang merasa khawatir. Bahkan, tidak sedikit orang yang pasrah dengan keadaan. Sehingga pada akhirnya, tanpa disadari hal tersebut dapat menimbulkan selftalk negatif.
Baca Juga: 7 Kebenaran Mengenai Diri Sendiri yang Akan Membuatmu Lebih Bersyukur dalam Hidup!
"Di kondisi COVID-19 ini kan banyak yang bilang, aduh ntar jangan-jangan gue kena juga nih. Atau ada juga yang mengatakan ya sudah deh pasrah kalau kena. Kalau ngomong terus setiap hari seperti itu, disitulah mulai daya tahan tubuhnya turun," ujar dokter Ivan.
Terlalu sering mengatakan selftalk yang negatif bukan hanya dapat menurunkan daya tahan tubuh saja. Namun, hal ini juga bisa membuat Anda mengalami mental block. Sehingga, orang yang sering mengatakan selftalk negatif akan lebih sulit untuk bisa mengambil keputusan yang baik.
Dokter Ivan mengingatkan, Anda juga perlu memilih kata-kata yang tepat saat berinteraksi dengan pikiran bawah sadar Anda. Sebab, salah pemilihan kata juga dapat menimbulkan dampak yang tidak sesuai harapan.
"Misalnya penggunaan kata jangan. Mengapa kata jangan kurang baik. Contoh, saya suruh kamu jangan pikirkan gajah. Kamu justru malah memikirkan gajah kan? Padahal saya sudah bilang jangan. Itulah alasan kata jangan sebaiknya dihindari," kata dokter Ivan.
Terakhir, dokter Ivan juga memberikan tips kepada masyarakat yang ingin mencoba menanamkan sugesti yang baik terhadap diri sendiri. Ia memaparkan bahwa waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan diri adalah saat sebelum tidur, setelah bangun tidur, atau saat meditasi.
"Pada waktu-waktu tersebut, otak sedang dalam kondisi yang tenang. Sehingga apapun yang kamu katakan atau orang lain katakan akan lebih mudah diserap oleh otak," tuturnya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
SATUNAMA Yogyakarta: Rumah Antara yang Mendampingi Pemulihan Kesehatan Jiwa
-
Menuju Indonesia Bebas Pasung, Kemenko PMK Bentuk Tim Penggerak Kesehatan Jiwa Nasional
-
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025: Kesehatan Mental Hak Semua Orang
-
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia: Negara Kuat Dimulai dari Ketenangan Batin Warganya
-
'Gangguan Jiwa' COVID-19: Riset Ungkap Tekanan Mental Akibat Kesepian saat Pandemi
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya