Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa suntikan ketiga vaksin Covid-19 atau booster sebenarnya belum diperlukan.
Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan, sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa suntikan booster diperlukan bagi mereka yang telah menerima vaksin lengkap. Menurutnya, booster mungkin diperlukan suatu hari nanti, tetapi bukan dalam waktu dekat sekarang.
“Harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan data, bukan pada masing-masing perusahaan yang menyatakan bahwa vaksin mereka perlu diberikan sebagai dosis booster,” kata Swaminathan dikutip dari Channel News Asia.
Ia juga memperingatkan agar tidak ada yang mencampur atau mencocokkan vaksin Covid-19 antar jenis. Menurut WHO, belum ada kepastian keamanan dan kemanjuran jika mencampurkan berbagai vaksin dari jenis produsen berbeda.
"Ini sedikit tren yang berbahaya. Kami masih tidak ada data dan bukti sejauh mencampur dan mencocokkan," kata Swaminathan.
Ia menambahkan, penelitian masih berlangsung, tetapi mengutip temuan awal dari Universitas Oxford di mana para peneliti menemukan jadwal vaksinasi campuran dari jenis AstraZeneca yang dikembangkan bersama oleh Oxford diikuti oleh vaksin Pfizer dengan menginduksi antibodi dan respons sel T yang lebih tinggi.
Namun, respons antibodi tertinggi terlihat setelah jadwal Pfizer-BioNTech dua dosis, dan respons sel T tertinggi dari Oxford-AstraZeneca dicampur oleh Pfizer-BioNTech.
Seorang penyelidik percobaan yang terlibat dengan studi AstraZeneca-Pfizer, Matthew Snape, profesor di bidang pediatri dan vaksinologi di University of Oxford, mencatat pada saat rilis pracetak bahwa rejimen vaksin campuran, jika cocok dapat memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam distribusi secara global.
Namun demikian, Swaminathan memperingatkan kemungkinan situasi kacau di berbagai negara jika masyarakat mulai memutuskan kapan mereka harus mengambil dosis kedua, ketiga atau keempat dari vaksinasi.
Baca Juga: Polemik Vaksin Covid-19 Berbayar, Gibran: Stok di Solo Melimpah!
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga kembali 'menyentil' negara-negara kaya yang seharusnya tidak memesan suntikan booster untuk warga mereka yang sudah tervaksinasi, sementara masih banyak negara lain belum menerima vaksin Covid-19.
Tedros mengatakan, kematian akubat Covid-19 kembali meningkat. Varian Delta menjadi dominan dan banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk melindungi petugas kesehatan mereka.
"Varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus Covid-19 dan kematian," kata Tedros dalam pengarahannya.
Ia mencatat bahwa varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India itu kini telah ditemukan di 104 negara.
"Kesenjangan global dalam pasokan vaksin Covid-19 sangat tidak merata. Beberapa negara dan wilayah telah memesan jutaan dosis booster, sebelum negara lain memiliki pasokan untuk memvaksinasi pekerja kesehatan mereka dan kelompok yang paling rentan," kata Tedros.
Dia menyebut produsen pembuat vaksin Pfizer dan Moderna sebagai perusahaan yang memberikan suntikan booster ke negara-negara yang sebenarnya sudah memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan