Suara.com - Virus corona Covid-19 memang penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Tapi, kulit sebagai lapisan paling luar dan atas dari tubuh seseorang juga terpapar banyak hal setiap hari, termasuk virus corona Covid-19.
Situasi pandemi virus corona Covid-19 ini pun mendesak semua orang untuk selalu memakai masker demi melindungi dirinya. Tapi, tak bisa dipungkiri pula pandemi Covid-19 telah menimbulkan stres banyak orang.
Hal ini terlihat dari masalah rambut rontok. Meskipun rambut rontok sendiri tak ada hubungannya dengan gejala virus corona Covid-19, tapi tekanan fisik dan emosional bisa menyebabkan kondisi ini.
Telogen Effluvium (TE) adalah kondisi reversibel yang disebabkan oleh stres. Kondisi ini terjadi setelah beberapa bulan dari pemicu awal stres. Pemicu ini termasuk tekanan emosional, operasi besar, demam tinggi, penyakit akut seperti virus corona Covid-`19 dan stres karena karantina.
Saat tubuh seseorang berada dalam tekanan emosional atau fisik, tubuh akan masuk ke mode bertahan hidup. Tubuh hanya fokus pada bagian-bagian penting untuk bertahan hidup.
Rambut menjadi salah satu bagian tubuh yang tidak penting dan tidak mendapat banyak nutrisi akan mulai mengalami kerontokan dalam kondisi tersebut.
Dilansir dari The Hans India, cara terbaik mengatasinya adalah mengenali penyebab stres, mengelola stres dan menjalani gaya hidup sehat. Jika Anda seorang perokok dan mengalami kondisi ini, cobalah berhenti merokok dan menjalani gaya hidup sehat.
Jika Anda mengalami kerontokan rambut mendadak, rambut rontok menggumpal, menyebabkan kebotakan yang disertai rasa gatal dan nyeri, sudah waktunya Anda konsultasi dengan dokter kulit untuk mendiagnosis penyebabnya.
Selain stres karena pandemi Covid-19, penggunaan masker terlalu sering selama pandemi juga bisa menyebabkan jerawat pada wajah atau maskne. Ada berbagai jenis maskne, yang paling umum adalah 'acne mechanicala'.
Baca Juga: Temuan Baru, Tes Darah Bisa Deteksi Long Covid-19 Pada Pasien Virus Corona
Maskne jenis ini disebabkan oleh gesekan dan presipitasi yang terperangkap di bawah masker, sehingga mengakibatkan penyumbatan pori dan pertumbuhan bakteri pemicu jerawat.
Tak hanya jerawat, seseorang juga bisa mengalami rosacesa, yakni masalah kulit yang bisa terjadi akibat penggunaan masker, Karena itu, ahi menyarankan pakai masker bahan katun di bawah masker biasa untuk menghindari gesekan.
Pada orang dengan kulit sensitif, pemilihan bahan masker sangatlah penting guna mengetahui bahan itu memicu alergi atau tidak dan bisa memicu dermatitis atau tidak.
Sementara itu, para ahli tetap merekomendasikan semua orang memakai pelembab dan tabir surya bebas pewangi untuk menghindari iritasi. Dalam kasus folikulitis, di mana masker bisa mengganggu folikel rambut wajah, krim antibiotik dari dokter mungkin bisa bekerja baik.
Saat Anda mengalami masalah tersebut, Anda harus mencuci wajah 3 kali sehari dengana air hangat. Setelah itu, kulit tubuh harus dikeringkan. Pilihlan pelmbebap non-komedogenik untuk menghindari penyumbatan pori.
Sementara itu, American Academy of Dermatology Association, menyarankan semua orang untuk istirahat melepaskan masker dalam posisi jaga jarak setiap 4 jam sekali nonstop selama 15 menit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Puncaki Save Terbanyak Serie A
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?