Suara.com - Diabetes seperti yang kita ketahui biasanya ada dua kategori, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2. Tapi belakangan ini, ada diagnosis tentang diabetes tipe 1,5.
Melansir dari Health, pada diabetes tipe 1 terjadi ketika antibodi dari sistem kekebalan Anda sendiri menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin. Penyakit ini mulai tiba-tiba dan biasanya didiagnosis pada anak-anak.
Sementara diabetes tipe 2 paling sering berkembang pada orang dewasa sebagai akibat dari resistensi insulin (sel Anda tidak menggunakan insulin dengan baik), bukan produksi insulin.
"Pada kenyataannya, diabetes jauh lebih rumit dan dapat bermanifestasi dalam setidaknya satu bentuk lain, sering disebut sebagai tipe 1,5," jelas Ping H. Wang, MD, ketua departemen diabetes, endokrinologi, dan metabolisme di City of Hope di Duarte, California, memiliki ciri-ciri tipe 1 dan tipe 2.
Seperti diabetes tipe 1, tipe 1,5 memiliki komponen autoimun yang berarti antibodi dari sistem kekebalan Anda secara keliru menghancurkan sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Insulin adalah hormon yang dibutuhkan untuk mengeluarkan gula darah dari aliran darah dan masuk ke dalam sel. Tanpa itu, glukosa terakumulasi dalam darah, yang menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa.
"Tidak seperti tipe 1, tipe 1,5 tidak harus segera diobati dengan insulin dan umumnya didiagnosis pada orang dewasa yang lebih muda, bukan anak-anak. Ini membuatnya lebih seperti tipe 2, seperti halnya fakta bahwa perkembangannya jauh lebih bertahap daripada tipe 1," kata John B. Buse, MD, PhD, kepala endokrinologi di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina di Chapel Hill.
Sementara diabetes tipe 1 terutama merupakan masalah produksi insulin dan tipe 2 salah satu resistensi insulin, tipe 1,5 tampaknya mencakup kedua masalah tersebut.
"Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pasien yang memiliki beberapa tingkat penurunan produksi insulin karena penurunan fungsi sel beta pankreas," jelas Deena Adimoolam, MD, spesialis endokrinologi dan pengobatan pencegahan di New Jersey.
"Pasien dengan diabetes tipe 1,5 mampu memproduksi beberapa insulin, tetapi tidak cukup insulin, dan seiring waktu mereka mungkin tidak menghasilkan insulin sama sekali," imbuhnya.
Baca Juga: Penting! 5 Cara Mencegah Penyakit Diabetes di Usia Muda
Untuk lebih jelasnya, tipe 1.5 bukanlah istilah medis dan beberapa ahli keberatan dengan penggunaannya. Istilah ini dapat menggambarkan Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY), suatu kondisi genetik yang menempati area abu-abu antara tipe 1 dan tipe 2.
Tapi itu mungkin paling sering dikaitkan dengan diabetes autoimun laten pada orang dewasa (LADA) dan sering digunakan secara sinonim dengan kondisi itu.
Pada diabetes tipe 1,5, belum ada yang tahu persis mengapa antibodi yang biasanya menjaga terhadap penyerbu asing memutuskan untuk menghancurkan sel-sel penghasil insulin tubuh sendiri. Dalam hal ini, genetika berperan dalam semua bentuk diabetes.
Studi asosiasi genom-lebar pertama diabetes tipe 1.5 menemukan bahwa tanda genetik tumpang tindih baik diabetes tipe 1 dan tipe 2 tetapi memiliki lebih banyak kesamaan dengan tipe 1 dibandingkan dengan tipe 2.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru