Suara.com - Polusi udara bukan hanya mencemari lingkungan, tetapi juga kesehatan manusia. Polusi atau pencemaran bisa diartikan sebagai perubahan komposisi dari suatu zat, seperti air, udara, tanah, juga lingkungan.
Pada akhirnya kualitas dari zat tersebut berkurang dan tidak bisa lagi digunakan sebagaimana fungsinya. Polutan kimiawi jadi penyumbang terbesar terjadinya pencemaran lingkungan.
Sebab, polutan kimiawi berbentuk senyawa kimia dengan konsentrasi sangat tinggi, sehingga bisa menimbulkan pencemaran.
Dikutip dari Ruang Guru, polusi terbagi menjadi empat jenis, di antaranya:
1. Polusi udara
Polusi udara biasanya terjadi karena polutan yang berbentuk gas atau zat partikel. Contoh yang dapat menimbulkan polusi udara seperti, gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), HzS (Gas beracun), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2).
Senyawa kimia itu bisa berasal dari asap kendaraan bermotor, asap pabrik, juga pembakaran sampah.
2. Polusi air
Polusi air terjadi karena adanya zat atau polutan yang dapat menimbulkan polusi air. Contohnya, limbah cair industri, insektisida yang digunakan oleh para petani, Hg, CO, dan Zn. Selain itu, sampah-sampah plastik yang tergenang di saluran air seperti sungai, danau, hingga laut.
Baca Juga: Usai Menjalani Operasi Otak, Pria Ini Tak Lagi Merasa Rasa Takut
3. Polusi suara
Polusi suara biasanya terjadi karena adanya suara bising juga deru mesin kendaraan. Maupun mesin pabrik, mesin penebang pohon. Apa pun yang menimbulkan siara bising yak nyaman pada pendengaran, maka disebut polusi suara.
4. Polusi tanah
Polusi tanah bisa terjadi karena adanya zat atau polutan yang menimbulkan tercemarnya tanah, seperti sampah plastik, sampah karet, sampah botol, dan lain halnya yang dibuang sembarangan ke tanah.
Kebanyakan orang mungkin telah menyadari kalau polusi udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan, jantung, bahkan juga kanker. Tapi bukan hanya itu, polusi udara juga dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan.
Dr. Frederica P. Perera, seorang Direkrur Columbia Center for Children’s Environmental Health, bersama teman-temannya telah melakukan penelitian tentang dampak polusi bagi manusia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!