Suara.com - Anak usia 12-17 tahun di Indonesia telah masuk kelompok prioritas untuk disuntik vaksin Covid-19. Kelompok anak usia 0-18 tahun juga termasuk penyumbang kasus Covid-19 hingga 12,8 persen, menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Sementara, angka kematian anak mulai usia 0-18 tahun, dicatat oleh Kementerian Kesehatan, ada sekitar 600 orang. Separuh atau 50 persen di antaranya merupakan usia balita.
Sementara tingkat kematian akibat Covid-19 pada remaja yang menjadi sasaran vaksinasi saat ini ada sekitar 197 orang atau fatality rate 0,18 persen, menurut data Kemenkes per 29 Juni 2021. Lantas apa benar sudah menjadi urgensi untuk memberikan vaksinasi Covid-19 anak usia 12-17 tahun tersebut?
Diakui Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita bahwa kebanyakan anak remaja yang terinfeksi Covid-19 umumnya tidak mengalami kondisi berat. Akan tetapi, menyuntik vaksin Covid-19 kepada anak tetap perlu dilakukan saat ini.
"Vaksinasi anak remaja itu bisa dilihat dari berbagai segi. Memang dia nggak berat, memang menjadi OTG saja, tidak sampai seperti orang dewasa sampai meninggal. Tapi tentu saja kalau kita hitung 12 persen dari seluruh total kejadian, kita kan dari dua juta lebih (kasus Covid di Indonesia), sudah 250 ribu anak yang sakit. Dia itu tidak sakit (tidak bergejala) tapi bisa menularkan. Jadi tetap saja berbahaya untuk lingkungan," papar Prof. Cissy saat dihubungi suara.com, Selasa (20/7/2021).
Kondisi saat ini, anak juga kerap tertular virus corona dari orang dewasa. Sehingga, menurut Prof. Cissy, jika jumlah kasus pada orang dewasa meningkat, maka berpotensi menambah infeksi baru pula pada anak.
Ia menyampaikan bahwa dengan memvaksinasi anak bisa melindungi mereka dari transmisi penularan di lingkungannya, terutama klaster keluarga.
"Kemudian herd immunity juga jadi tercapai. Kontribusi 12-17 tahun itu ada sekitar 32 juta dan anak-anak kelihatannya lebih semangat divaksinasi daripada orangtuanya. Jadi kalau misalnya anak bisa ikut divaksinasi, keuntungannya banyak sekali," ucap Prof. Cissy.
Bagaimana vaksin Covid-19 untuk anak di bawah usia 12 tahun?
Prof. Cissy mengungkapkan bahwa penelitian di beberapa negara memang telah dilakukan, terutama pada vaksin Sinovac yang digunakan untuk memvaksinasi anak 12-17 tahun. Akan tetapi, melihat hasil penelitian yang dilakukan di China terhadap anak usia 3-5 tahun dan 6-11 tahun, Indonesia belum yakin untuk memberikan vaksin tersebut.
Baca Juga: Kejar Herd Immunity, Pemkot Jogja Targetkan Dua Ribu Orang Divaksin Setiap Hari
"Kita sudah mempelajari, rasanya masih kurang sreg hasilnya. Karena jumlahnya juga masih sedikit. Kemudian KIPI masih belum jelas, jadi masih menunggu," kata Prof. Cissy.
Selain itu juga, persediaan vaksin yang terbatas jadi kendala untuk memvaksinasi anak-anak usia 12 tahun ke bawah.
"Kalau dibandingkan dengan anak besar yang banyak bergerak, anak-anak itu masih sering di rumah. Jadi memang kita masih bisa menunggu untuk mereka asal orangtua menjaga dengan baik," pungkas Prof. Cissy.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online