Suara.com - Diabetes tipe 2 terjadi karena disfungsi dalam cara tubuh memproses hormon insulin. Insulin memiliki banyak peran penting, terutama dalam mengatur gula darah.
Produksi insulin yang buruk menimbulkan kadar gula darah yang tidak teratur terutama di pagi hari.
Situasi itu dikenal dengan fenomena fajar, atau kenaikan alami gula darah yang terjadi pada dini hari. Pergeseran kadar gula darah terjadi sebagai akibat dari perubahan hormonal dalam tubuh.
Tubuh biasanya menggunakan insulin untuk mengatasi kenaikan gula darah ini. Namun tubuh penderita diabetes tidak menghasilkan cukup insulin, atau tidak dapat menggunakan insulin dengan benar.
Akibatnya, orang tersebut akan merasakan efek memiliki kadar gula yang tinggi dalam darah. Menurut Medical News Today, lima gejala utama untuk menandai peringatan fenomena fajar meliputi:
- Pingsan
- Mual
- Pandangan yang kabur
- Disorientasi
- Rasa haus yang ekstrim
Fenomena fajar bisa menjadi masalah karena tubuh tidak mampu secara alami memperbaiki perubahan insulin di malam hari. Ini sering menciptakan kadar glukosa darah tinggi secara konsisten di pagi hari.
Perkiraan menunjukkan bahwa fenomena fajar terjadi pada sekitar 50 persen orang yang memiliki diabetes tipe 2.
Dr Sarah Brewer mengatakan alasan utama mengapa setiap orang mengalami kadar gula darah yang sedikit lebih tinggi di pagi hari dikenal sebagai fenomena fajar."
“Untuk orang tanpa diabetes, kenaikan glukosa minimal, tetapi bagi mereka yang menderita diabetes, kadar glukosa darah tetap lebih tinggi dari biasanya," kata dia.
Baca Juga: Kontrol Diabetes di Masa Pandemi, Lakukan 5 Aktivitas Berikut
Satu studi menemukan bahwa sekitar 55 persen penderita diabetes mengalami afek fajar, tetapi yang lain tidak menemukan prevalensi yang sama. Fenomena fajar disebabkan oleh bioritme alami kita di mana produksi hormon insulin (yang menurunkan glukosa) ditekan saat tidur, dan kadar hormon lain yang meningkatkan glukosa (hormon pertumbuhan, glukagon, dan kortisol) meningkat.
Ada juga teori (dikenal sebagai efek Somogyi) yang menunjukkan bahwa, pada penderita diabetes yang menggunakan insulin, kenaikan gula darah di pagi hari bisa menjadi efek rebound dari penggunaan terlalu banyak atau, sebaliknya, terlalu sedikit insulin. malam sebelumnya, tapi ini kontroversial.”
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak