Suara.com - Rambut rontok mungkin bukan termasuk masalah kesehatan serius, tapi cukup mengganggu penampilanjika berpotensi menyebabkan kebotakan. Kerontokan rambut atau alopecia androgenik ini bisa terjadi pada pria maupun wanita.
Tapi, kebotakan akibat rambut rontok paling sering terjadi pada pria. Walaupun, beberapa wanita juga bisa mengalami kebotakan pola akibat rambut rontok.
Dalam kedua kasus itu, genetikan memainkan peran paling signifikan. Tetapi, beberapa aktivitas juga bisa berkontribusi pada rambut rontok yang menyebabkan kebotakan.
Contohnya dilansir dari Express, kebiasaan memakai topi mungkin berkontribusi pada kebotakan. Sebenarnya, hubungan antara kebiasaan memakai topi dan kerontokan rambut belum terbukti.
Tapi, orang-orang mungkin berpikir pakai topi bisa memberi perlindungan bagi mereka yang berisiko mengalami kerontokan rambut. Sehingga, topi bisa menyamarkan atau menyembunyikan kebotakannya. Hal ini berkesan bahwa kebiasaan dan masalah rambut rontok saling berhubungan.
Pada kenyataannya, para ahli tidak yakin bahwa kebiasaan memakai topi berkontribusi sebagai penyebab alopecia androgenik atau rambut rontok.
Dr Hayley Goldbach, seorang dokter kulit di UCLA Health, mengatakan itu bukan kekhawatiran yang nyata.
Para ahli sepakat bahwa tekanan yang konsisten pada kepala bisa menarik rambut keluar. Kebiasaan mengucir rambut, memakai jepit atau mengepang rambut justru bisa menyebabkan kerontokan rambut.
Dalam hal ini, memakai topi ketat yang menarik rambut ke belakangbisa mengeluarkan folikel dari kulit kepala.
Baca Juga: Selain Virus Corona Covid-19, Ini 5 Penyakit yang Berisiko Serang Anak-Anak
Tapi, efek dari pemakaian topi yang ketat dan mengepang rambut bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Indikator utama kemungkinan seseorang mengembangkan alopecia androgenik terletak pada keluarga mereka.
Genetika salah satu prediktor garis rambut seseorang dan gen kerontokan rambut terjadi dengan cara tertentu.
Manusia memiliki dua kromosom, baik dua dari varietas X atau satu X dan satu Y. Pola kebotakan adalah gen yang berada pada kromosom X dan diturunkan melalui ibu, yang mendapatkan salah satu kromosomnya dari ayahnya.
Pada wanita, kromosom ini resesif dan lebih dominan pada pria. Artinya, pria yang memiliki kromosom X lebih berisiko mengalami kebotakan.
Pria dengan satu kromosom dari ibu memiliki peluang 66 persen untuk mengalami kebotakan. Sedangkan, wanita yang memiliki dua kromosom X lebih berisiko mengalami kerontokan rambut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?