Suara.com - Data yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal tahun 2021 ini, menunjukkan bahwa orang yang bekerja lebih lama berisiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular. Karean, mereka memiliki detak jantung istirahat yang lebih tinggi.
Detak jantung istirahat (RHR) yang lebih tinggi biasanya menunjukkan bahwa jantung terlalu tegang. Stres pikiran bisa menyebabkan tubuh melepaskan hormon adrenalin yang mendorong jantung untuk berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat.
Orang yang memiliki banyak tekanan memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi. Karena itu, para ahli kesehatan menekankan pentingnya gaya hidup yang lebih sehat untuk mempertahankan RHR yang sehat.
Dalam hal ini, jam kerja yang lebih lama sekitar lebih dari 55 jam per minggu berkaitan dengan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik 17 persen lebih tinggi dan stroke 35 persen lebih tinggi.
Penyakit jantung iskimek adalah kondisi yang disebabkan oleh penyempitan arteri, sehingga menyebabkan lebih sedikit darah dan oksigen untuk mencapai otot jantung.
Dokter Nayaran Gadkar, konsultan ahli jantung dari Zen Multispeciality Hospital mengatakan, bekerja setidaknya 55 jam per minggu berkaitan dengan risiko penyakit jantung iskemik dan stroke yang lebih tinggi. Terutama, jika dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja sekitar 35-40 jam seminggu.
“Bekerja berjam-jam dapat meningkatkan risiko kematian dan mobilitas akibat penyakit jantung iskemik dan stroke melalui tekanan psikologis," kata Dr Nayaran dikutip dari Express.
Dokter Rahul Singhal, Ahli Elektrofisiologi Senior dan Ahli Jantung di Jaipur, menjelaskan bahwa RHR adalah indikator kuat dari kesehatan seseorang sekarang ini dan di masa mendatang.
RHR yang tinggi biasanya menunjukkan kebugaran fisik yang rendah, kelebihan berat badan, atau memiliki tekanan darah tinggi. Semakin tinggi RHR pasien, semakin besar risiko penyakit jantung atau kematian dini.
Baca Juga: Peneliti: Obat Kolesterol Bisa Turunkan Risiko Virus Corona Covid-19
Karena, RHR yang lebih tinggi memaksa jantung untuk memompa lebih sering. Otot-otot organ menjadi semakin stres yang bisa menyebabkan komplikasi parah, karena peningkatan tekanan pada jantung.
"Meskipun baik untuk meningkatkan detak jantung selama olahraga, itu tidak sama dengan detak jantung istirahat yang tinggi. Saat istirahat, pembacaan denyut nadi tidak boleh terlalu tinggi atau ini merupakan indikasi bahwa otot jantung Anda sedang tertekan," kata Dr Rahul.
Sebaliknya, HRH yang rendah dapat mengindikasikan kelenjar tiroid yang kurang aktif, penyakit inflamasi, atau ketidakseimbangan bahan kimia dalam darah.
RHR antara 60 dan 100 adalah normal, sedangkan RHR di atas 80 dianggap sebagai detak jantung istirahat yang tinggi.
"Biasanya detak jantung normal antara 60 dan 100. Jiak detak jantung di atas 80 dalam pembacaan denyut nadi 60 detik, maka risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan penyakit kardiovaskular meningkat dua kali lipat," jelasnya.
Jika detak jantung di atas 90, semua risikonya meningkat 3 kali lipat. Para ahli menganggap detak jantung di antara 70 dan 80 adalah detak jantung istirahat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental