Suara.com - Selama beberapa dekade, dokter telah memperingatkan orang-orang yang menderita masalah irama jantung untuk menghindari kopi. Hal ini disebabkan kekhawatiran bahwa sentakan kafein dapat memicu detak jantung yang tiba-tiba.
Tetapi sebuah studi baru menemukan bahwa kebanyakan orang dapat menikmati kafein pagi atau sore tanpa khawatir. Kafein tampaknya tidak meningkatkan risiko aritmia pada kebanyakan orang.
"Kami tidak melihat bukti untuk rekomendasi berbasis luas ini untuk menghindari kopi atau kafein," kata rekan penulis studi Dr. Gregory Marcus, kepala asosiasi kardiologi untuk penelitian di University of California, San Francisco seperti yang dikutip dari US News.
"Mungkin ada beberapa individu di mana kafein adalah pemicunya, tetapi saya pikir bukti yang berkembang adalah kasus-kasus itu sebenarnya cukup langka," imbuhnya.
Melansir dari US News, hasil menunjukkan bahwa setiap tambahan secangkir kopi yang diminum seseorang setiap hari dapat menurunkan risiko aritmia rata-rata sekitar 3 persen. Penelitian mereka telah diterbitkan 19 Juli di JAMA Internal Medicine.
"Mayoritas orang, bahkan mereka yang menderita aritmia, seharusnya bisa menikmati secangkir kopi mereka," kata Marcus.
Untuk melihat apakah kafein benar-benar dapat menyebabkan jantung berpacu atau berdetak tidak normal, Marcus dan rekan-rekannya menganalisis data dari lebih dari 386.000 orang yang berpartisipasi dalam studi kesehatan jangka panjang di Inggris.
Dari kelompok besar itu, sekitar 17.000 mengembangkan masalah irama jantung selama rata-rata tindak lanjut 4,5 tahun. Semua peserta ditanya tentang konsumsi kopi mereka ketika mereka memasuki penelitian. Para peneliti membandingkan respons mereka terhadap kemungkinan mereka mengembangkan irama jantung yang tidak normal.
Hasilnya, tidak ada hubungan sama sekali antara kafein dan gangguan irama jantung, bahkan ketika peneliti memperhitungkan faktor genetik yang mungkin mempengaruhi cara individu memetabolisme kafein.
Baca Juga: Studi: Minum Ternyata Turunkan Risiko Sakit Hati Kronis
"Kami tidak dapat menemukan bukti pada tingkat populasi bahwa mereka yang mengonsumsi lebih banyak kopi atau mereka yang terpapar lebih banyak kafein mengalami peningkatan risiko aritmia," kata Marcus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien