Suara.com - Banyak kelompok masyarakat yang masih menganggap perempuan sebagai masyarakat kelas dua, yang ditakdirkan hanya untuk mengurus dapur dan rumah tangga.
Padahal, perempuan lebih dari itu dan memiliki peran yang dapat berkontribusi bagi karirnya dan bahkan negara.
Dalam Indeks Data yang disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Bintang Puspayoga, ia mengatakan bagaimana perempuan masih tertinggal dari laki-laki.
Belum lagi tingginya kekerasan terhadap perempuan yang masih tinggi. Meski demikian, Menteri Bintang menyanggah itu semua terjadi karena perempuan lebih lemah dari laki-laki.
“Bukan karena perempuan lemah, melainkan karena konstruksi sosial yang masih dipengaruhi oleh budaya patriarki yang melahirkan ketimpangan gender,” ungkapnya dalam acara Gerakan Nasional Untuk Indonesia Damai, Adil dan Setara, Selasa (10/8/2021).
Menurutnya, ketimpangan gender yang terjadi pada perempuan, membuat perempuan masih mendapat stigma, stereotipe, termarginalisasi, hingga mengalami kekerasan berbasis gender.
Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional tahun 2016, satu dari tiga perempuan berusia 15-64 tahun mengaku pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual selama hidupnya.
“Perempuan pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual oleh pasangan, dan juga selain pasangan selama hidupnya,” ungkap Menyeri Bintang Puspayoga lebih lanjut.
Sedangkan menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan tahun 2020 yang diungkap oleh Menteri Bintang Puspayoga, selama 12 tahun terakhir kekerasan terhadap perempuan di Indonesia meningkat 729 persen atau delapan kali lipat dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Jarang Diketahui! 5 Alasan Lelaki Suka Perempuan Cuek, Kamu Gitu Nggak?
"Kekerasan terjadi di dalam rumah, dan dilakukan oleh orang terdekat seperti keluarga sendiri. Pandemi Covid-19 yang saat ini masih kita hadapi, menambah masalah pelik pada penanganan kekerasan berbasis gender karena ruang gerak yang terbatas,” kata Menteri Bintang Puspayoga.
Saat ini, lanjutnya, Pemerintah Indonesia terus mendorong peningkatan ketahanan hidup dan keterlibatan aktif perempuan, terutama dalam proses perdamaian.
“Ini menjadi upaya bersama agar perempuan tidak dijadikan objek pembangunan saja. Melainkan bisa terlibat dalam proses pengambilan keputusan,” pungkas Menteri Bintang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?