Suara.com - Beberapa penelitian baru melihat bagaiamana jenis kelamin berpengaruh pada kesehatan. Dalam penelitian tersebut, perempuan dinyatakan cenderung memiliki umur lebih panjang namun tak lebih sehat secara signifikan.
Melansir dari MdLinx, penelitian yang diterbitkan di Clinical Chemistry menggali survei dan database tingkat nasional untuk mengidentifikasi perbedaan jenis kelamin terkait kematian, prevalensi penyakit, fungsi fisik, dan status fisiologis.
Mereka mencatat bahwa perbedaan bervariasi dengan faktor epidemiologi dan sosial, serta bervariasi antar waktu dan antar negara.
Di semua negara yang disurvei, perempuan dilaporkan hidup lebih lama dari pria. Mereka juga mencatat bahwa pria cenderung memiliki lebih banyak penyakit kardiovaskular, sementara perempuan menunjukkan lebih banyak penyakit terkait peradangan.
Selanjutnya, pria cenderung menunjukkan peningkatan hipertensi, sedangkan wanita cenderung memiliki kadar lipid yang lebih tinggi.
Sementara dalam sebuah penelitian berbasis survei Eropa yang diterbitkan di Social Science & Medicine, penulis mengutip sejumlah besar penelitian yang menunjukkan bahwa dibandingkan dengan pria, perempuan memiliki tingkat kecacatan, keterbatasan fungsional, dan depresi yang lebih tinggi, serta melakukan tes fisik yang lebih buruk.
Selain itu, perempuan lebih sering berjuang dengan kondisi kesehatan non-akut yang melumpuhkan seperti radang sendi, sedangkan pria lebih cenderung memiliki kondisi yang mengancam jiwa, seperti serangan jantung.
Para penulis studi Eropa tersebut memeriksa apakah pelaporan pria dan perempuan tentang masalah kesehatan mempengaruhi kesehatan umum.
"Setelah disesuaikan untuk melaporkan heterogenitas, perbedaan gender dalam kesehatan yang buruk dan yang baik melebar. Namun, kami tidak menemukan pola spesifik gender yang jelas dalam melaporkan kesehatan yang buruk atau baik," tulis para penulis.
Baca Juga: Nikahi Artis Indonesia, 5 Bule Ini Masuk Islam
Salah satu aspek kunci kesehatan di mana perempuan mengungguli adalah umur panjang.
Menurut penelitian yang berbasis di Amerika Serikat, di negara maju, usia rata-rata kematian wanita di seluruh dunia adalah 79 tahun untuk perempuan dan72 tahun untuk pria.
"Para ilmuwan percaya bahwa estrogen pada perempuan memerangi kondisi seperti penyakit jantung dengan membantu mengurangi kadar kolesterol berbahaya dalam peredaran darah. Perempuan juga dianggap memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat daripada pria," catat para peneliti.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru