Suara.com - Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin mengimbau ibu menyusui tidak takut menjalani vaksinasi Covid-19. Hal ini karena vaksin bisa sekaligus melindungi anak yang diberikan ASI, setelah ibu divaksinasi Covid-19.
"Saya imbau kepada ibu yang menyusui untuk tidak perlu takut divaksinasi Covid-19. Pada penelitian, antibodi yang muncul dapat terdeteksi di ASI dan berpotensi meningkatkan kekebalan bayi terhadap Covid-19," jelas Menkes Budi saat membuka Hari Puncak Pekan Menyusui Sedunia 2021, Rabu (25/8/2021).
Ibu menyusui memang masuk dalam daftar prioritas penerima vaksinasi Covid-19. Berdasarkan keputusan Kementerian Kesehatan, menyusui yang memenuhi syarat bisa diimunisasi Covid-19 dengan jenis vaksin Moderna, Pfizer, maupun Sinovac.
Berikut ini beberapa syarat ibu menyusui bisa divaksinasi Covid-19:
- Suhu tubuh di bawah 37,5 derajat celcius.
- Tidak demam atau batuk selama 7 hari terakhir.
- Tidak kontak dengan pasien positif Covid-19 dalam waktu 14 hari terakhir.
- Tekanan darah di bawah 180/110 mmHg.
- Memenuhi syarat sesuai skrining riwayat kesehatan.
Selain itu, melalui proses antibodi dari ibu untuk bayi lewat ASI, menyusui tidak hanya bisa melindungi bayi dari penyakit seperti Covid-19. Menkes Budi menjabarkan data Global Nutrition Report 2018 yang menunjukan ASI juga dipandang sebagai investasi terbaik.
Menkes Budi menerangkan menyusui tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, tapi juga perkembangan sosial dan membuat ekonomi negara jadi lebih efisien. Lantaran dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula, bisa ditekan hanya dengan setiap ibu menyusui bayinya.
"Menyusui juga secara optimal dapat mencegah lebih dari 823.000 kematian anak dan 20.000 kematian ibu setiap tahun," tutur Menkes Budi.
Proses menyusui dari ibu ke bayi juga bisa membantu usaha pemerintah untuk menurunkan angka stunting Indonesia, yang menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, ada 30,8 persen balita mengalami stunting.
Tidak hanya itu, menyusui juga bisa memperbaiki masalah gizi Indonesia, yang ditandai bayi kurus 10,2 persen dan balita gemuk atau overweight sebesar 8 persen.
Baca Juga: Vaksinasi Ibu Hamil di Malang, Cek Syarat dan Cara Daftarnya di Sini
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global