Suara.com - Pandemi Covid-19 membawa sejumlah perubahan pada masyarakat. Salah satunya, kewaspadaan tentang penyakit menular yang semakin tinggi.
Hal ini diungkap oleh psikolog Raymond Tambunan, yang menyebut masyarakat kini lebih mau melakukan perilaku pencegahan penyakit.
"Kalau kita lihat perjalanan pandemi satu setengah tahun ini, di mana pola pencegahan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan cuci tangan, itu bukan kebiasaan yang natural yang muncul di masyarakat kita sebenarnya," ungkapnya dalam acara Rajin Testing Covid-19, Kamis (26/8/2021).
"Kebiasaan ini yang perlahan sedang berubah. Bahkan kultur pencegahan ini sebenarnya cukup menarik," lanjutnya.
Raymond mengatakan perilaku pencegahan yang dilakukan tidak sebatas mencuci tangan dan menggunakan masker. Kini, masyarakat juga lebih mau melakukan tes Covid-19.
Kultur alias perilaku pencegahan, menurut Raymond Tambunan, membuat masyarakat juga mulai melakukan medical check up alias pemeriksaan kesehatan, yang sebelumnya asing.
Ia juga menyebut pencegahan yang dilakukan masyarakat penting karena tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga melindungi orang lain.
"Pencegahan dalam konteks melindungi orang lain ini, merupakan fenomena yang belum biasa kita jalanin selama pandemi ini," katanya.
Pada kesempatan yang sama, menurut Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Sebandrio, dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk percaya pada Covid-19.
Baca Juga: Traga Topang Penjualan Isuzu di Tengah Pandemi COVID-19
Dengan begitu, masyarakat akan meningkatkan kesadaran mereka dalam melakukan pencegahan.
"Yang perlu kita lakukan adalah membangun kepercayaan masyarakat bahwa Covid-19 itu ada. Karena dengan rasa percaya, mereka akan mudah untuk menggerakkan dan melakukan pencegahan, seperti tes misalnya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
4 Gel Mask yang Ampuh Redakan Wajah Kemerahan dan Kontrol Minyak
-
Belajar dari Covid-19, Menkes Tegaskan Keterlibatan TNI Penting Dalam Penanganan Penyakit Menular
-
Saat Suhu Bumi Naik, Nyamuk pun Berpesta: Awas Ancaman 'Ledakan' Demam Berdarah
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan