Suara.com - Setiap orang pasti mengalami proses menua seiring terus bertambahnya usia. Tanda-tanda penuaan akan mulai muncul di setiap bagian tubuh, terutama di kulit. Namun, ternyata ada perbedaan proses penuaan antara laki-laki dan perempuan.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), perempuan lebih cepat alami proses penuaan dibandingkan laki-laki.
Dimulai saat seseorang melewati masa pubertas, yakni usia 20 tahun, penuaan pada perempuan mulai terjadi lebih dulu. Kondisi itu disebabkan pubertas pada perempuan terjadi lebih awal, yaitu sekitar usia 10 sampai 14 tahun.
Sementara pada laki-laki, pubertas baru terjadi pada usia sekitar 12 sampai 16 tahun. Perbedaan waktu inilah yang memungkinkan wanita mengalami penuaan lebih dulu. Selain usia pubertas, hormon juga berperan dalam berlangsungnya penuaan.
Dikutip dari situs resmi Perdoski, berikut beberapa perbedaan dalam proses menua pada laki-laki dan perempuan:
1. Perbedaan produksi kolagen
Setelah mengalami menopause, hormon estrogen yang membantu wanita mempertahankan elastisitas kulit akan menurun, bahkan tak lagi diproduksi. Kondisi itu akan menyebabkan kulit perempuan kehilangan banyak kolagen yang berperan mencegah penuaan.
Kehilangan kolagen berarti penuaan menjadi tak terhindarkan. Sehingga tak heran bila kulit perempuan akan terlihat lebih cepat keriput.
Sedangkan laki-laki terus memproduksi hormon testosteron meskipun sudah masuk masa andropause. Berkat hormon tersebut, kulit laki-laki terlihat kencang lebih lama dan seakan-akan keriput muncul lebih lambat.
Selain itu, kulit laki-laki juga memproduksi kolagen yang lebih padat, sehingga proses penuaan pada kulit terjadi lebih lambat.
Baca Juga: Kulit Manggis Asal Sumut Diekspor ke Tiongkok
2. Perbedaan massa otot
Saat proses penuaan terjadi, tanda-tanda yang paling terlihat pada laki-laki adalah kehilangan massa otot. Kaum Adam akan mulai kehilangan massa otot setelah usia 30 tahun. Kondisi itu terjadi saat hormon testosteron yang diproduksi pria menurun. Sedangkan hormon itu bertanggung jawab dalam menopang otot agar tetap berada di tempatnya.
Sedangkan pada perempuan, massa otot baru akan berkurang saat ia memasuki usia 50 tahun atau menjelang menopause. kehilangan massa otot pada perempuan juga mengakibatkan berat badannya menurun.
Meskipun demikian berkurangnya massa otot bukanlah satu-satunya alasan saat berat badan wanita menurun. Aktivitas, asupan makan, dan penyakit penyerta juga memengaruhi keseimbangan berat badan pada perempuan tua.
3. Perbedaan kerontokan rambut
Kebotakan rambut seringkali menjadi masalah yang akan dihadapi para laki-laki. Hanya saja, kebotakan rambut pada laki-laki yang mengalami proses penuaan adalah hal yang wajar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda