Suara.com - Otoritas kesehatan Amerika Serikat menyatakan hingga saat ini, tidak ada kematian karena peradangan jantung langka yang disebabkan oleh vaksin Pfizer.
Dalam laman resminya, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) menanggapi kabar tentang kasus peradangan jantung langka atau yang disebut miokarditis, yang dilaporkan sejumlah negara.
Tingkat kemunculan miokarditis di kalangan penderita COVID-19 diketahui lebih tinggi dibandingkan dengan para penerima vaksin Pfizer/BioNTech atau vaksin Moderna.
Tak satu pun dari 384 orang yang berusia di antara 16-29 tahun yang mengalami gangguan jantung usai menerima vaksin Pfizer/BioNTech meninggal, menurut badan kesehatan yang berbasis di Atlanta tersebut saat rapat Komite Penasihat untuk Praktek Imunisasi.
CDC menambahkan tidak ada laporan kasus kematian di kelompok usia itu yang mengalami miokarditis sesudah menerima vaksin Moderna.
Risiko miokarditis berkisar antara 18,5 kasus per 1 juta dosis setelah dosis kedua vaksin Pfizer/BioNTech sampai 20,2 kasus per 1 juta dosis setelah dosis kedua Moderna pada mereka yang berusia antara 18-24 tahun.
Angka-angka tersebut menunjukkan risiko yang lebih tinggi ketimbang pada kelompok usia lain.
Risiko itu secara signifikan juga lebih tinggi pada kaum pria dibanding perempuan, menurut data CDC.
Ada 2.574 kasus awal miokarditis atau perikarditis, jenis peradangan jantung langka lainnya, di antara penerima vaksin COVID-19 yang dilaporkan di AS.
Baca Juga: Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Akibat Vaksin Pfizer
Sekitar 50 persen dari angka itu terjadi di kalangan penerima vaksin Pfizer/BioNTech, 20 persen dialami penerima vaksin Moderna dan sisanya pada penerima vaksin Johnson & Johnson. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Smartwatch Selamatkan Nyawa: Kisah Pasien yang 'Diperintah' Jam Pintar untuk Periksa ke Dokter
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Kabar Duka! Nyawa Kiper Spanyol Tak Tertolong Usai Insiden Mengerikan di Lapangan
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif