Suara.com - Kasus Covid-19 harian di Indonesia mengalami tren penurunan selama beberapa hari belakangan. Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Brigjen TNI (P) dr. Alexander Kaliaga Ginting, Sp.P, F.C.C.P., meminta masyarakat untuk tidak lengah dan melonggarkan kewaspadan.
"Termasuk dari isolasi mandiri, karena tidak bergejala, dan tidak ada maalsh tapi PCR positif itu tidak boleh diangagap enteang," ujar Alexander dalam konferensi pers, Strategi Isolasi Terpusat Minimalisir Fatalitas Akibat Covid-19,secara daring.
Hal ini karena varian baru dari virus corona memberikan gejala dan tanda yang berbeda. Beberapa mengalami masalah indera penciuman, sementara yang lainnya, mengalami masalah pencernaan dan diabetes. Tapi, salah satu yang palling khas, lanjut Alexander ialah gejala respirasi yang merupakan tanda klasik.
"Walaupun positif tapi gejalnya tidak khas, jika mereka yang isolasi mandiri, tapi tidak memadai, khawatirnya isolasi ini justru menimbulkan klaster keluarga," kata Alexander.
Ia melanjutkan bahwa kondisi itu membuat seseorang yang terinfeksi bisa saja mulanya ringan dan mengalami perburukan. Oleh sebab itu, ia menyarankan untuk bisa mengakses tempat isolasi terpusat.
"Karena kalau di rumah berpotensi klaster, kita meyelamatjan diri dan menyelamatkan orang yang kita sayangi, bahkan dalam situasi PPKM kalau bergejala dan berpotensi menularkan lebih baik tidak masuk kantor. Jadi mereka yang bergejala dan kontak erat, harus ada di rumah atau terpusat," kata dia.
Minggu ini, perkembangan Penanganan Covid-19 di tingkat nasional menunjukkan tren positif. Hal ini terlihat dari hasil PPKM di Jawa-Bali yang menunjukkan bahwa berbagai daerah berhasil menurunkan level PPKM nya. Menurunnya level PPKM ditunjukkan salah satunya oleh rata-rata keterisian tempat tidur RS nasional yang mencapai 27 persen.
Namun, persentase kematian di Indonesia masih konsisten berada di atas persentase kematian dunia sejak Juli 2020. Per tanggal 29 Agustus, persentase kematian Indonesia berada pada 3,24%, sedangkan dunia sebesar 2,08%. Per Senin, 30 Agustus 2021, angka kematian per harinya sekitar 700 kasus.
Meski kualitas pelayanan kesehatan sudah ditingkatkan, namun kematian tetap belum dapat ditekan. Hal ini dapat terjadi karena penanganan terhadap warga terpapar COVID-19 belum dilakukan dengan sigap dan cepat, atau masih adanya warga yang melakukan isolasi mandiri dan terlambat medapatkan perawatan.
Baca Juga: Dialog dengan Vaksinator di Lampung, Jokowi: Kenapa Hanya 100 Orang, Kenapa Enggak Seribu?
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja