Suara.com - MS korban pelecehan di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) disebut kerap marah-marah hingga membanting meja.
Menurut kuasa hukumnya, Rony E Hutahaean, emosi MS masih sering meledak- meledak.
"MS kondisinya sangat trauma dan bahkan kadang-kadang pagi atau malam itu mengalami emosi tidak terkontrol, sering banting meja," ucap Rony kepada wartawan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Senin (6/9/2021).
Dalam surat terbuka sebelumnya, MS bahkan sempat mengaku mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) usai berkonsultasi dengan psikolog. Apa benar marah-marah merupakan tanda PTSD?
Pakar psikologi dari Universitas Toledo, Matthew Tull, PhD, mengatakan bahwa amarah dan PTSD seringkali muncul bersamaan. Marah merupakan salah satu tanda PTSD yang paling mudah terlihat.
"Penting untuk diketahui bahwa amarah pasien PTSD bisa sangat intens dan tidak terkontrol. Jika ini terjadi, pasien bisa melampiaskannya secara agresif ke orang lain, atau bahkan menyakiti diri sendiri," tutur Tull, melansir Very Well Mind.
Tull menyebut marah hanyalah salah satu dari sekian banyak gejala PTSD. Marah-marah saja tidak bisa membuat seseorang didiagnosis PTSD, meskipun ia melakukan perbuatan agresif ke orang lain.
Tull mengatakan, kemarahan yang dialami pasien PTSD seringkali lebih banyak tersimpan di dalam, membuat mereka rentan menyakiti diri sendiri.
Tentu saja ini sangat berbahaya. Manusia dikatakannya, hanya mampu menyimpan sedikit perasaan negatif, sebelum akhirnya harus terlampiaskan.
Baca Juga: Rampung Diperiksa, Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Pegawai KPI Enggan Kasih Keterangan
"Menghancurkan diri sendiri tidak hanya lewat menyakiti diri sendiri, tapi juga bisa dengan menggunakan narkoba, atau melakukan perilaku berisiko lainnya," tutur Tull.
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi marah yang muncul karen PTSD adalah dengan memiliki kemampuan mengatur kecemasan. Loh kok?
Menurut Tull, kecemasan dan marah sangat berhubungan erat dengan sistem 'lawan atau lari' yang ada di otak. Dengan belajar mengatasi kecemasan, dengan sendirinya pasien PTSD bisa meredakan amarah yang muncul sehingga tidak merusak.
"Namun akan lebih baik jika pasien PTSD mencari pertolongan profesinal. Berbicara dengan psikolog atau psikiater bisa membantu. Anda juga bisa mengikuti kegiatan komunitas terkait," paparnya.
Berita Terkait
-
Ultimatum Pramono ke Transjakarta: Citra Perusahaan Tak Boleh Rusak, Tindak Tegas Pelaku Pelecehan
-
Hasil Gelar Perkara Kasus Pelecehan Seksual di Internal Transjakarta, Terduga Pelaku Cuma Dimutasi?
-
Kasus Gus Elham: Berapa Ancamam Hukuman Penjara Pelecehan Seksual Anak?
-
Transjakarta Belum Bisa PHK Karyawan Terduga Pelaku Pelecehan, Tunggu Bukti Baru
-
Tersandera Maskulinitas, Laki-Laki Takut Mengaku Dilecehkan
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?