Suara.com - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan perkambangan terbaru terkait dengan keberadan mutasi virus corona varian MU atau B.1621.
Seperti diketahui, varian MU ini masuk daftar variant of interest Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kabar baiknya, berdasarkan hasil laporan sekuensing dari 5.835 sampel, varian MU belum dideteksi di Jakarta.
"Sampai saat ini tidak kurang dari 5.835 hasil sekuensing sudah kita laporkan, sebanyak 2.300 di antaranya adalah varian Delta yang ditemukan di 33 provinsi," kata Nadia seperti dikutip dari ANTARA.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemkes RI bersama sejumlah laboratorium perguruan tinggi di Indonesia, lanjut Nadia, juga terus memantau semua varian yang muncul sesuai dengan panduan WHO terkait pengelompokan mutasi berdasarkan Variant of Concern (VoC) maupun Variant of Interest (VoI).
Seprti diketahui, VoC merujuk pada varian yang dianggap lebih mengancam dalam hal penularan atau mematikan serta lebih resisten terhadap vaksin maupun pengobatan. Sementara VoI merujuk pada varian yang harus diteliti lebih lanjut agar karakteristiknya dipahami.
Nadia mengatakan sejumlah varian virus yang kini masuk dalam kriteria VoI bersama Mu di antaranya Eta (B.1.525) yang terdeteksi pertama kali di beberapa negara sejak Desember 2020, Lota (B.1.526) terdeteksi pertama kali di Amerika Serikat pada November 2020, Kappa (B.1617.1) terdeteksi pertama kali di India Oktober 2020, Lambda (C.37) terdeteksi pertama kali di Peru pada Desember 2020.
Sedangkan varian virus yang masuk dalam kriteria VoC di antaranya Alpha (B.117) terdeteksi pertama kali di Inggris September 2020, Beta (B.1.351, B.1.351.2, B.1.351.3) terdeteksi pertama kali di Afrika Selatan Mei 2020, Gamma (P.1, P1.1, P.1.2) terdeteksi pertama kali di Braziil November 2020 dan Delta (B.1617.2, AY.1, AY.2, AY.3) terdeteksi pertama kali di India pada Oktober 2020.
"Termasuk juga varian lokal yang muncul di Indonesia. Kami juga melakukan pemantauan terhadap varian Mu yang saat ini menyebar di 46 negara. Saat ini belum terdeteksi di Indonesia," katanya.
Sejak varian Mu diteliti oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada 30 Agustus 2021, kata Nadia, sejumlah pakar menyebut varian tersebut berpotensi kebal terhadap vaksin.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Tegur Sumatera Barat dan Bengkulu Belum Punya Tempat Isolasi
Namun pemerintah berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar negeri melalui pengetatan kebijakan karantina internasional berupa 'entry dan exit testing' serta persyaratan vaksinasi bagi seluruh pelaku perjalanan luar negeri.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan WHO untuk terus memperbarui informasi terkait varian Mu dan varian lain yang berpotensi menyebar di Indonesia," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?