Suara.com - Associated Press melaporkan bahwa kasus kematian Covid-19 di Amerika Serikat hampir sama banyaknya dengan pandemi flu Spanyol pada 1918. Padahal, pandemi flu 1918 sering disebut pandemi paling parah dalam sejarah.
Hingga Selasa (21/9/2021), Johns Hopkins mencatat 676.200 kematian akibat Covid-19 di AS. Sementara pandemi flu pada 1918-1919 lalu diperkirakan telah membunuh sekitar 675.000 orang di negara tersebut.
Sementara itu, kematian Covid-19 di seluruh dunia diperkirakan mencapai 4,7 juta jiwa hingga saat ini, tidak jauh dari kematian pandemi flu Spanyol 1918 yang diperkirakan mencapai 50 juta.
Tetapi, melansir Livescience, perbandingan ini tidak mengungkap gambaran sebenarnya dari masing-masing pandemi karena ada banyak faktor yang berubah sejak seabad lalu.
Misalnya dengan perbedaan populasi. Jika digambarkan, pandemi 1918 memusnahkan sebagian besar populasi pada saat itu dibanding Covid-19.
Selain itu, ada kemajuan ilmiah sejak seabad lalu, termasuk adanya vaksin-vaksin Covid-19.
Pada zaman pandemi Spanyol 1918, peneliti belum bisa membuat vaksin. Mereka juga tidak memiliki antibiotik untuk mengobati infeksi bakteru sekunder.
Pejabat mencatat rata-rata kematian terkait Covid-19 di AS mencapai 1.900 tiap harinya. Universitas Washington memprediksi akan ada tambahan 100.000 kematian pada Januari 2022.
"Kita memiliki lebih banyak pengendali infeksi, lebih banyak kemampuan untuk menolong penderita. Kita memiliki pengobatan modern. Tetapi populasi kita juga lebih banyak dan lebih banyak mobilitas. Ketakutannya pada akhirnya adalah virus jenis baru yang bisa kebal dari vaksin," tandas Ann Marie Kimball, pensiunan profesor epidemiologi Universitas Washington.
Baca Juga: Usia 102 Tahun, Wanita Ini Selamat dari Covid-19, Kanker, dan Flu Spanyol
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan