Suara.com - Sebuah penelitian baru telah menunjukkan bahwa mereka yang memiliki asupan lemak susu yang lebih tinggi punya risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah. Kandungan lemak susu diukur dengan kadar asam lemak dalam darah.
Melansir dari Healthshots, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine ini menggabungkan hasil penelitian pada lebih dari 4.000 orang dewasa Swedia dengan orang-orang dari 17 penelitian serupa di negara lain. Penelitian ini menciptakan bukti paling komprehensif hingga saat ini tentang hubungan antara ukuran konsumsi lemak susu yang lebih tinggi dengan risiko penyakit kardiovaskular (CVD) dan kematian.
Dokter Matti Marklund dari The George Institute for Global Health, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, dan Uppsala University mengatakan bahwa dengan meningkatnya konsumsi susu di seluruh dunia, pemahaman yang lebih baik tentang dampak kesehatan diperlukan.
Penulis utama, Dokter Kathy Trieu dari The George Institute for Global Health mengatakan bahwa konsumsi beberapa produk susu, terutama produk fermentasi telah dikaitkan dengan manfaat bagi jantung.
Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa dampak kesehatan dari makanan susu mungkin lebih tergantung pada jenisnya, seperti keju, yoghurt, susu, dan mentega, daripada kandungan lemaknya.
"Studi kami menunjukkan bahwa mengurangi lemak susu atau menghindari produk susu sama sekali mungkin bukan pilihan terbaik untuk kesehatan jantung," kata Dr Trieu.
"Penting untuk diingat bahwa meskipun makanan olahan susu kaya akan lemak jenuh, mereka juga kaya akan banyak nutrisi lain dan dapat menjadi bagian dari diet sehat. Namun, lemak lain seperti yang ditemukan dalam makanan laut, kacang-kacangan, dan minyak nabati non-tropis dapat memiliki manfaat kesehatan yang lebih besar daripada lemak susu," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!