Suara.com - Pemerintah Korea Selatan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan program vaksinasi COVID-19 nasional untuk anak dan remaja usia 12-17 tahun yang sempat tertunda.
Komite penasihat vaksinasi dari Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) memutuskan bahwa manfaat vaksinasi anak-anak lebih besar daripada risikonya.
Vaksinasi COVID-19 untuk anak berusia 12-17 tahun dan menawarkan suntikan penguat (booster) kepada warga berusia 75 tahun ke atas sebagai upaya negara itu untuk kembali hidup normal pada akhir Oktober.
Namun, Direktur KDCA Jeong Eun-kyeong menyarankan para orang tua yang memiliki anak sehat, misalnya tidak memiliki penyakit bawaan, untuk mempertimbangkan manfaat vaksinasi dalam membuat keputusan.
Meskipun menyetujui vaksinasi untuk anak-anak berusia 12-17 tahun dengan suntikan Pfizer, KDCA dan pemerintah tidak mewajibkan semua anak untuk divaksin.
Jeong mengatakan dosis booster awal dari vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna akan diberikan kepada mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau dianggap berisiko tinggi, yaitu lansia serta penghuni dan staf panti jompo.
Korsel berencana meningkatkan vaksinasi dan mengimunisasi penuh 90 persen warga yang berusia 60 tahun atau lebih, dan 80 persen warga berusia 18-59 tahun pada akhir Oktober.
Lebih dari 91 persen orang berusia 60 tahun ke atas di negara itu telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin.
Vaksinasi sedang dilakukan bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas, 86,3 persen di antaranya telah mendapat suntikan pertama.
Baca Juga: Jogja Ingin Tuntaskan Vaksinasi Wilayah: Bisa Tekan Angka Kematian Akibat Covid-19
Korsel, telah berjuang melawan gelombang infeksi keempat sejak awal Juli, bekerja keras pada akhir pekan lalu untuk menahan lonjakan kasus.
Kasus infeksi harian menembus angka 3.000 untuk pertama kalinya pekan lalu yang dipicu oleh hari libur nasional.
Pada Minggu, negara itu melaporkan 2.383 kasus baru virus corona sehingga total infeksi menjadi 303.553 dengan 2.456 kematian.
Terlepas dari jumlah kasus harian yang tinggi, Korsel telah mempertahankan rendahnya tingkat kematian yaitu 0,81 persen. Kasus COVID-19 yang parah pun relatif rendah dan stabil, yaitu 319 kasus pada Minggu.
Sekitar 74,2 persen dari 52 juta penduduk Korsel telah mendapat setidaknya satu dosis vaksin hingga Minggu, dan lebih dari 45 persen telah divaksinasi penuh. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Top 10 Negara dengan Wanita Tercantik Sedunia, Indonesia Peringkat Berapa?
-
Daya Beli Lesu Hantam Industri Elektronik, Jurus 'Inovasi Hemat Energi' Jadi Andalan
-
Hajar Ganda Korsel, Cerita Putra/Daniel usai Berhasil Juarai IIC 2025
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
HyunA Pingsan di Panggung Waterbomb Macao 2025, Minta Maaf dan Janji Jaga Kesehatan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja