Suara.com - Pemakaian telemedicine diperkirakan akan terus berlanjut meski pandemi Covid-19 telah lebih terkendali. Bukan hanya memudahkan pasien, telemedicine juga berguna bagi dokter dalam proses pemantauan kondisi kesehatan pasiennya.
"Pemantauan kesehatan yang berbasis digital, baik di masa pandemi maupun pasca pandemi, mungkin akan terus mengalami perkembangan. Jadi mungkin tidak akan kembali pada pola praktik sebelumnya, baik pada pasien yang dirawat maupun di rumah sakit ataupun isolasi mandiri dan sebagainya," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Hermawan, Sp.JP., dalam webinar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Selasa (28/9/2021).
Meski pasien dan dokter hanya berkomunikasi secara daring melalui telemedicine, sebenarnya banyak hal yang bisa dipantau, kata dokter Hermawan.
Ia mencontohkan, pasien yang memiliki gangguan irama jantung bisa dipantau secara berkala dari jarak jauh berdasarkan data rekam dari smartphone, smartwatch, ataupun aplikasi tertentu.
Penggunaan platform kesehatan tersebut jadi membantu pasien tidak harus selalu datang ke rumah sakit untuk periksa elektrokardiogram untuk tahu aktivitas listrik jantung.
"Mungkin bisa dilakukan di rumah dengan berbasis yang ada smartphone dan lain sebagainya. Ini yang menjadi tantangan kita di masa depan, karena instruksi ini nantinya akan kita hadapi. Masyarakat tentu berharap bahwa telemedicine ini akan lebih efektif, dari segi biaya menghemat biaya transportasi," ucapnya.
Selain itu, data kesehatan yang didapatkan oleh dokter juga bisa secara real time. Pada pasien gangguan irama jantung, hal sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan yang mungkin tidak alami gejala apapun namun sebenarnya denyut nadi telah mulai melemah.
Pemantauan secara telemedicine memungkinkan kondisi kesehatan pasien diketahui lebih cepat, sehingga penanganan medis bisa dilakukan segera.
"Kita perlu melakukan pemantauan pada mereka yang mungkin tidak ada keluhan, mungkin tidak ada gejala tapi memiliki risiko seperti pasien dengan gangguan irama jantung. Pasien dengan gangguan irama jantung tentunya memiliki resiko terjadinya stroke," pungkasnya.
Baca Juga: Resep Herbal, Air Kelapa Muda Sebagai Pembersih Liver ala Dokter Zaidul Akbar
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan