Suara.com - Psikiater Ami Baxi, MD, dari Lenox Hill Hospital, mengatakan bahwa ketidakmampuan belajar atau gangguan belajar terjadi ketika seseorang memiliki gangguan dalam memproses informasi atau keterampilan baru.
Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam mengerti bahasa, ucapan, membaca, menulis, hingga dalam matematika.
Gangguan belajar tidak berkaitan dengan kecerdasan atau kemampuan kognitif yang rendah. Kondisi ini juga tidak berhubungan dengan kondisi lingkungan rumah atau sekolah yang buruk.
Sebaliknya, gangguan belajar dapat bisa terjadi karena genetik atau trauma psikologis maupun fisik, paparan lingkungan (misalnya racun dari lingkungan), serta komplikasi sebelum lahir. Faktor trauma juga dapat memperburuk kondisinya.
Ketidakmampuan belajar umumnya terdiagnosis pada masa kanak-kanak, tetapi tidak selalu. Terkadang kecacatannya ringan, sehingga kurang diperhatikan orang-orang sekitar.
Dalam banyak kasus, gangguan belajar tidak terdiagnosis karena anak-anak akan beradaptasi saat seiring pertumbuhan mereka.
Beberapa gangguan belajar yang paling umum dialami banyak orang adalah disleksia (merusak kemampuan membaca dan mengeja), diskalkulia (gangguan dalam bidang matematika), dan disgrafia (ketidakmampuan menulis dan keterampilan motorik halus).
"Tanpa diagnosis, orang tidak mempunyai jawaban mengapa mereka kesulitan di bidang akademis tertentu atau dalam kehidupan sehari-hari," jelas psikolog klinis dan profesor Sabrina Romanoff dari Universitas Yeshiva, New York City, dilansir Health.
Menurut Romanoff, hal itu sayang disayangkan karena pengidap gangguan belajar menjadi tidak mendapat perawatan yang sesuai untuk mengatasi ketidakmampuan belajar mereka, baik dalam mengatur atau mengelola informasi.
Baca Juga: Anak Alami Gangguan Belajar Bukan Berarti Bodoh, Begini Penjelasan Medisnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan