Suara.com - Psoriasis merupakan kelainan kulit di mana sel-sel menumpuk di permukaan kulit, yang mengakibatkan area merah gatal, kering, dan menyakitkan.
Psoriasis terjadi ketika sel-sel kekebalan secara keliru menyerang sel-sel sehat dan menyebabkan peradangan kulit, sehingga ada pembentukan bercak bersisik dan merah pada kulit.
Dilansir dari The Healthsite, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Investigative Dermatology telah menemukan bahwa makan makanan tinggi gula dan lemak menyebabkan ketidakseimbangan dalam flora mikroba usus, yang dapat menyebabkan gangguan kulit inflamasi seperti psoriasis.
Sam T. Hwang, profesor dan ketua dermatologi di UC Davis dan penulis senior pada studi tersebut mengatakan bahwa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa diet Barat yang kaya gula dan lemak dapat menyebabkan peradangan kulit dan psoriasis parah.
"Meskipun memiliki obat anti-inflamasi yang kuat untuk kondisi kulit, penelitian kami menunjukkan bahwa perubahan sederhana dalam diet mungkin juga memiliki efek signifikan pada psoriasis," jelasnya.
Populasi mikroba dan fungsi usus dapat berubah dengan cepat saat Anda mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
Disbiosis, atau perubahan keseimbangan mikroba, berkontribusi terhadap peradangan usus. Karena bakteri di perut mungkin memainkan peran utama dalam menentukan peradangan.
Di sini para peneliti berusaha untuk melihat apakah dysbiosis usus berdampak pada peradangan kulit dan sendi.
Para peneliti menyelidiki efek makanan pada psoriasis dan arthritis psoriatik menggunakan model tikus. Interleukin-23 (IL-23) minicircle DNA dikirim ke tikus untuk menghasilkan reaksi yang meniru kelainan kulit dan sendi seperti psoriasis.
Baca Juga: Impor Bahan Baku Gula Kristal Rafinasi Panen Kritik, Pemerintah Perlu Perhatikan Petani
Sesuai penelitian, banyak respons autoimun inflamasi, seperti psoriasis dan penyakit radang usus, disebabkan oleh protein IL-23, yang diproduksi oleh sel imun (IBD).
Mereka menemukan bahwa makan makanan Barat untuk jangka pendek sudah cukup untuk menciptakan ketidakseimbangan mikroba dan meningkatkan kerentanan terhadap peradangan kulit seperti psoriasis yang disebabkan oleh IL-23.
"Ada hubungan yang jelas antara peradangan kulit dan perubahan mikrobioma usus akibat asupan makanan," kata Hwang.
"Keseimbangan bakteri di usus terganggu tak lama setelah memulai diet Barat, dan memperburuk peradangan kulit dan sendi psoriatik," tambahnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia