Suara.com - Setiap orang berbeda, bahkan dalam 0,1 persen genetik mereka. Inilah yang menentukan semua perbedaan, mulai dari cara pandang hingga kekebalan terhadap suatu penyakit, termasuk Covid-19.
Semakin banyak hal yang diketahui mengenai gen khusus ini, maka semakin para ilmuwan bisa membuat obat dengan meniru perbedaan genetik tersebut menjadi sesuatu yang bisa menyelamatkan nyawa.
Berangkat dari ide ini, sekelompok peneliti yang dipimpin oleh ahli imunologi Evangelos Andreakos dari Akademi Athena sedang mencari kandidat untuk studinya untuk mencari orang-orang yang kebal terhadap infeksi SARS-CoV-2.
"Menyebarnya SARS-CoV-2 di masyarakat dalam skala global telah memberikan gambaran lain tentang variabilitas klinis antar masing-masing orang dalam perjalanan infeksi, mulai dari penderita bergejala ringan hingga yang terancam jiwanya," kata Andreakos, lapor Science Alert.
Ia melanjutkan, "Pemahaman kami tentang patofisiologi Covid-19 telah berkembang pesat sejak penyakit ini pertama kali diketahui pada Desember 2019, tetapi kami masih tahu sedikit tentang dasar genetik dan imunologis manusia dari resistensi bawaan terhadap SARS-CoV-2.
Patofisiologi merupakan studi tentang bagaimanaya suatu penyakit memengaruhi sistem tubuh.
"Meski kita tidak memiliki banyak informasi tentang resistensi bawaan ini, bukan berarti hal itu tidak ada," sambungnya.
Peneliti mencatat, terkadang ada kasus di mana sebagian besar keluarga terinfeksi Covid-19, tetapi entah bagaimana ada anggota yang bisa terhindari dari penyakit ini.
Ada beberapa penelitian serius tentang hal ini, tetapi hasilnya hanya mengungkap perbedaan kecil. Salah satu contohnya, ada laporan tahun lalu bahwa ada golongan darah (terutama golongan O) tampaknya menunjukkan sedikit resistensi terhadap Covid-19 parah.
Baca Juga: Jember Terima Tambahan Vaksin Covid-19 Sebanyak 140 Ribu Dosis
Merasa belum cukup, peneliti mencoba mencari tahu gen spesifik yang kebal terhadap Covid-19.
"Kami mengusulkan strategi untuk mengidentifikasi, merekrut, dan menganalisis secara genetik orang yang secara alami resisten terhadap infeksi SARS-CoV-2,” tulis tim peneliti.
Rencananya, mereka akan fokus pada kontak antar keluarga, kemudian mempertimbangkan orang yang terpapar Covid-19 tanpa alat pelindung diri.
Kemudian mereka akan mengetes PCR dan tes darah yang seharusnya hasilnya negatif dalam empat minggu setelah paparan.
"Kami telah mendaftarkan lebih dari 400 orang yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam kelompok studi resistensi khusus. Pendaftaran kolaboratif peserta studi terus berlanjut, dan subjek dari seluruh dunia dipersilakan," tandas mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!