Suara.com - Penggunaan telemedicine alias konsultasi kesehatan jarak jauh semakin marak di tengah pandemi COVID-19. Pasien bisa mendapatkan pengobatan dari rumah tanpa perlu ke rumah sakit dengan hanya bertemu dokter secara virtual.
Muncul kekhawatiran industri kesehatan yang kini melayani telemedicine akan kehilangan peminat ketika pandemi COVID-19 usai dan berubah menjadi endemi. Apa kata pakar?
CEO & Co-Founder Halodoc, Jonathan Sudharta berpendapat, layanan kesehatan digital baik itu telemedicine maupun telehealth tak akan kehilangan perannya, jika pandemi COVID-19 menjadi endemi di masa mendatang.
“Tentunya kami tidak bisa memungkiri ketika masa endemi datang banyak hal yang tentu kita interaksi dengan dokter secara fisik jadi dimungkinkan. Tetapi bukan berarti peran telehealth menghilang,” kata Jonathan Sudharta, dikutip dari ANTARA.
Bila saat endemi nantinya, menurut dia, layanan konsultasi dokter secara fisik kembali dimungkinkan, maka peran telehealth masih dibutuhkan salah satunya dalam pencatatan medis seseorang.
Selain itu, era endemi juga membuka peluang hidup dengan kenormalan baru yang juga dimudahkan dengan adanya teknologi dan juga dukungan pemerintah yang mengadopsi teknologi kesehatan ini dengan baik.
Dia berpendapat, ketika memasuki endemi nantinya, Indonesia bisa melompat lebih tinggi baik dari sisi akses maupun efektivitas penggunaan data dan kesehatan untuk masyarakat.
Jonathan mengapresiasi langkah Kementerian Kesehatan saat ini melalui pembangunan tim transformasi digitalnya untuk memperbaiki infrastruktur kesehatannya secara fisik dan digital.
Kementerian Kesehatan saat ini melalui tim Digital Transformation Office berupaya melakukan digitalisasi kesehatan melalui sembilan aktivitas yang sedang dan akan berjalan, salah satunya digitalisasi dan integrasi layanan kesehatan melalui aplikasi sehingga terwujudnya efisiensi pelayanan pada tingkat puskesmas, klinik, rumah sakit, laboratorium dan apotek.
Baca Juga: Telemedicine Bisa Jadi Kunci Indonesia Keluar dari Pandemi COVID-19
Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan, Setiaji mengatakan bahwa aplikasi rekam medis atau health record juga akan tersedia di Indonesia pada tahun depan. “Insya Allah tahun depan dengan kolaborasi diharapkan (Indonesia) punya aplikasi health record sehingga rekam medis tidak hanya dimiliki fasilitas kesehatan tetapi juga masing-masing individu,” kata dia.
Dengan hadirnya aplikasi rekam medis ini, maka pencatatan data kesehatan orang-orang di Indonesia sejak dalam kandungan hingga masa kritis tak lagi terpisah-pisah di fasilitas kesehatan seperti saat ini.
Selain itu, akan juga dilakukan perluasan implementasi telemedicine dari fasilitas kesehatan ke masyarakat dan implementasi sistem kesehatan nasional berbasis individu demi meningkatkan mutu kebijakan kesehatan berbasis data yang akurat, mutakhir dan lengkap.
Jadi, teknologi tak bisa dipungkiri memiliki peran dalam mewujudkan pandemi COVID-19 di Indonesia menjadi endemi baik dari sisi membantu menurunkan angka penularan melalui edukasi penerapan protokol kesehatan maupun meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19. Kedua hal itu menjadi komponen penting yang menyokong, serta bisa mengubah pandemi COVID-19 menjadi endemi di Indonesia.
Berita Terkait
-
Admedika Dalam Forum The Future of MedTech Conference: Transformasi Layanan Kesehatan
-
Telekonsultasi Lintas Negara, Warga Asing Lebih Mudah Mengakses Layanan Kesehatan Berkualitas
-
Gen X Mulai Takut Tanda-Tanda Penuaan, Dermatologis Bagi Tips Mencegahnya!
-
Peran Telemedicine dalam Akses Layanan Kesehatan di Era Digital
-
10 Tahun Jokowi, Peralatan USG Tersedia di 10 Ribu Puskesmas
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci