Suara.com - Pandemi COVID-19 yang sudah hampir 2 tahun menyerang dunia mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Untuk itu, sejumlah negara sudah menyiapkan kebijakan hidup berdamai dengan COVID-19, dan mengubah statusnya dari pandemi menjadi endemi.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. Daeng M. Faqih mengatakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat perubahan status pandemi menjadi endemi adalah dengan memanfaatkan layanan kesehatan digital telemedicine yang semakin populer.
Daeng mengatakan, teknologi bidang kesehatan ini efektif membantu mengedukasi dan mengampanyekan pada masyarakat tentang pentingnya menerapan protokol kesehatan sebagai salah satu syarat terwujudnya endemi pada suatu negara.
“Kebiasaan protokol kesehatan tidak boleh kendur. Jadi supaya tidak kendur, maka seluruh kemampuan untuk mengedukasi, mengampanyekan pada masyarakat harus dilakukan. Dan selama ini yang paling efektif melalui platform digital,” ujar dia dalam #HaloTalks Spesial Hari Dokter Nasional bertajuk "Peranan Dokter dalam Masa Depan Layanan Kesehatan Berbasis Digital" yang digelar daring.
Penerapan protokol kesehatan secara ketat diketahui menjadi langkah penting mengurangi angka penularan sampai ke tingkat rendah yakni di bawah 1 dan angka kepositivan bisa mencapai di bawah 5 persen yang merupakan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Selain itu, angka rawat di rumah sakit juga ditetapkan di bawah 5 orang per 100.000 penduduk per minggu dan kematian di bawah 1 kasus per 100.000 penduduk.
“Syarat kita menuju endemis. Di level dunia, disebut pandemi karena sudah banyak negara yang kena bahkan lebih dari 2/3 (negara-negara di dunia). Kalau mau dorong pandemi selesai ya, harus banyak negara yang kasusnya rendah,” tutur Daeng.
Selain menurunkan angka penularan, teknologi juga bisa berperan sebagai sarana menangkis berbagai hoaks kesehatan termasuk COVID-19. Para tenaga medis bisa menjadi narasumber yang kredibel mengisi ruang digital untuk memberikan informasi yang benar pada masyarakat sekaligus menangkal hoaks.
Pada beberapa aplikasi kesehatan yang juga memungkinkan dilakukannya telemedicine misalnya, tenaga medis yang dijadikan mitra disyaratkan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) yang artinya sudah mendapatkan kepercayaan dari negara.
Baca Juga: Hits: Satgas IDI Angkat Bicara Soal Tes PCR Hingga Gejala Kolesterol Tinggi Pada Kaki
Lebih lanjut demi terwujudnya kondisi endemi, vaksinasi menjadi syarat berikutnya. Daeng menuturkan, cakupan vaksinasi di Indonesia didorong mencapai hingga 80 persen hingga awal tahun 2022. Di sini, platform digital berperan dalam membuka akses yang lebih luas pada masyarakat untuk mendaftarkan diri atau terlibat dalam program vaksinasi.
Data vaksinasi COVID-19 per 21 Oktober 2021, seperti dikutip dari laman covid19.go.id, tercatat mencapai 110.406.777 orang untuk dosis vaksin pertama dan 65.173.148 orang untuk dosis kedua, dengan target sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720 orang.
Saat ini, masyarakat bisa mendaftarkan diri untuk mendapatkan vaksin COVID-19 melalui beberapa aplikasi digital, yang tak semata mengkhususkan diri pada bidang kesehatan.
Daeng berharap pihak penyedia layanan kesehatan digital tetap memainkan perannya baik itu dalam membantu masyarakat mendaftar diri untuk divaksin secara cepat, mendapatkan informasi yang benar tentang pelayanan COVID-19 maupun sebagai sarana konsultasi kesehatan khususnya COVID-19 semisal hal-hal yang perlu mereka lakukan selama menjalani isolasi mandiri.
Berita Terkait
-
Telekonsultasi Lintas Negara, Warga Asing Lebih Mudah Mengakses Layanan Kesehatan Berkualitas
-
Polemik Mutasi Dokter, Adian PDIP Sebut Ada Beda Tafsir Antara Kemenkes dan IDAI Soal Kolegium
-
IDAI Bongkar Alasan Kemenkes Mutasi Dokter Anak ASN, 'Premanisme Kekuasaan'?
-
PB IDI Angkat Bicara Terkait Pemindahan dan Pemecatan Sejumlah Dokter di RS Vertikal
-
IDI Geram! Oknum Residen Anestesi Bandung Bakal Dipecat, Ini Penyebabnya!
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!