Suara.com - Sabun dan spons cuci piring menjadi dua benda wajib di dapur. Keduanya penting untuk membersihkan piring, sendok garpu, peralatan dapur, dan peralatan memasak.
Namun coba ingat kembali, kapan terakhir kali Anda mengganti spons cuci piring?
Mungkin banyak yang belum tahu bahwa spons cuci piring adalah benda yang perlu sering diganti, seperti sikat gigi.
Sebab menurut WebMD, spons cuci piring adalah alat pembersih yang efektif sekaligus rumah yang sempurna untuk kuman berkumpul.
Sebuah penelitian dalam Scientific Reports edisi Juli 2017 menunjukkan bahwa spons cuci piring menyimpan lebih banyak kuman daripada toilet.
Para peneliti mencatat ada 362 jenis bakteri yang ditemukan bersembunyi di celah-celah spons cuci piring. Sekitar 5,5 triliun serangga mikroskopis per spons cuci piring ditemukan.
Segala macam kuman yang menyeramkan dan merayap mengintai di celah-celah spons dapur, jelas penulis studi Markus Egert, PhD, profesor mikrobiologi dan kebersihan di Universitas Furtwangen di Schwenningen, Jerman.
"Kita berbicara tentang bakteri, archaea, jamur, protozoa, alga, dan virus. Tapi, bakteri yang paling melimpah," katanya, dikutip dari The Healthy.
Spons cuci piring menjadi rumah yang sempurna untuk bakteri karena biasanya dibiarkan basah, disimpan di tempat yang hangat, memiliki pori-pori yang besar, dan mengandung banyak sisa makanan.
Baca Juga: Studi Ungkap Manfaat Kesehatan Jus Cranberry: Bisa Cegah Masalah ISK Pada Perempuan!
Saran Egert, gantilah spons cuci piring setiap satu hingga dua minggu. Spons juga lebih baik segera dibuang jika mulai mengeluarkan bau asam dan berjamur.
Agar tidak dihinggapi banyak bakteri, setelah mencuci tiriskan spons agar mengering, Sebab semakin kering, maka semakin kecil kemungkinannya untuk menampung bakteri dan kuman lainnya.
Anda juga bisa menggunakan alat lain untuk mencuci piring seperti spons yang terbuat dari silikon maupun sikat gosok. Keduanya tidak memiliki banyak pori-pori sehingga meminimalisir lingkungan lembap untuk pertumbuhan bakteri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara