Suara.com - Insomnia seringkali dianggap sepele oleh banyak orang. Padahal, menurut sebuah studi terbaru insomnia bisa jadi tanda peringatan dini dari kondisi yang sangat fatal.
Gangguan, yang membuat sulit untuk tidur sepanjang malam, lebih sering terlihat pada orang yang mengalami pendarahan otak yang mematikan.
Ini berarti itu adalah faktor risiko baru seperti halnya merokok dan tekanan darah tinggi – meskipun para ahli mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan.
Insomnia diselidiki sebagai penanda potensial untuk aneurisma otak yang pecah oleh para peneliti di Karolinska Institutet di Stockholm, Swedia.
Istilah medis untuk aneurisma yang berkembang di dalam otak adalah aneurisma intrakranial, paling sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun dan wanita.
Sebagian besar aneurisma ini tidak akan pecah dan bahkan mungkin tidak terdeteksi.
Para ahli percaya antara satu dan lima persen dari populasi memiliki aneurisma otak.
Ketika tonjolan pecah – pada sekitar 2,5 persen kasus – dapat menyebabkan perdarahan serius, yang dikenal sebagai perdarahan subarachnoid.
Sekitar tiga dari lima orang yang mengalami perdarahan subarachnoid meninggal dalam waktu dua minggu, menurut NHS, meski demikian setengah dari mereka yang bertahan hidup mengalami kerusakan otak yang parah dan kecacatan.
Baca Juga: Malu-Malu, Meggy Diaz Rahasiakan Pesannya Kalau Ketemu Tukul Arwana Lagi
“Aneurisme yang pecah sangat fatal. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi yang dapat membantu mencegah pecahnya aneurisma," kata Penulis utama studi terbaru, Dr. Susanna Larsson.
Dr Larsson dan tim menggunakan data dari beberapa penelitian untuk mengidentifikasi faktor apa yang dapat memicu aneurisma otak yang berbahaya, mulai dari gangguan tidur, konsumsi kopi, olahraga, BMI dan kolesterol.
Untuk menentukan kecenderungan, sekitar 6.300 kasus aneurisma otak dan hampir 4.200 kasus aneurisma otak pecah dibandingkan dengan lebih dari 59.500 orang sehat.
Memiliki kecenderungan genetik untuk insomnia dikaitkan dengan 24 persen peningkatan risiko kedua kondisi tersebut.
“Hubungan antara insomnia dan aneurisma intrakranial belum pernah dilaporkan sebelumnya, dan temuan ini memerlukan konfirmasi dalam penelitian selanjutnya," kata dia.
“Penelitian kami mendukung pemikiran bahwa faktor risiko yang dapat diubah atau dikelola orang dapat memengaruhi aneurisma otak dan risiko perdarahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan