Suara.com - Meski sudah berhasil menyuntikkan 200 juta dosis vaksin Covid-19, pemerintah Indonesia terus memperkuat program vaksinasi nasional untuk mencapai target herd immunity alias kekebalan kelompok.
Menurut data Kemenkes RI, program vaksinasi pemerintah sudah mencapai sekitar 40 persen untuk kategori dosis lengkap, dan 60 persen untuk dosis pertama.
“Tekad WHO adalah memvaksinasi, minimal satu dosis, sekurang-kurangnya 40% warga di setiap negara di dunia di akhir tahun ini. Dan 70% di tahun depan. Indonesia sudah melewati milestone, batas capaian minimal tersebut. Dan dalam arah yang sesuai, on track, menuju ke milestone berikutnya,” papar juru bicara Satgas Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro, dikutip dari situs resmi Satgas.
Artinya, ada 77.687.838 orang Indonesia yang sudah mendapatkan dosis lengkap. Selain itu, masih ada 46.136.361 yang belum mendapatkan suntikan kedua atau baru mendapat dosis pertama.
“Ada dua pesan dari statistik ini: Pertama, yang belum suntik kedua, pastikan tepati jadwalnya, dan lengkapi perlindungan Anda. Jangan dilewatkan meski situasi membaik saat ini. Kedua, masih ada sekitar 84 juta saudara-saudari kita yang belum mendapat satu pun dosis vaksin COVID-19. Ayo daftarkan, antarkan, dan temani mereka yang belum divaksinasi. Datangi ke rumah kalau perlu,” kata Reisa.
“Prinsip tumbuhnya kekebalan bersama terhadap COVID-19 wajib berdasarkan pemerataan vaksinasi di semua kelompok sasaran, termasuk 100 persen capaian di kelompok lansia, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya, serta anak-anak. Indonesia akan aman dari ancaman COVID-19, kalau semua orang Indonesia aman. Bukan Sebagian,” tambahnya.
Oleh karena itu, Reisa meminta kepada seluruh Gubernur dan Walikota, serta segenap masyarakat di pelosok nusantara untuk menyukseskan cakupan 100 persen di semua kelompok.
Laporan WHO Indonesia berjudul External Situation Report Nomor 79 yang terbit 3 November 2021 menyoroti beberapa provinsi yang cakupannya masih dibawah rata-rata nasional, yaitu dibawah 60 persen dosis pertama dan dibawah 40 persen dosis kedua.
Hanya Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, dan Kepulauan Riau yang sudah menyelaraskan capaian vaksinasi mereka dengan rata-rata capaian nasional, menurut laporan tersebut.
Baca Juga: Ada Kenaikan Kasus COVID-19 Baru di Bantul, Vaksinasi Digalakkan Dengan Aksi Sosial
“Kami yakin perjuangan kita tidak akan berhenti sampai disini. Selama pandemi belum berakhir, vaksinasi harus kita gencarkan. Untuk semua. Tanpa kecuali. Tidak ada yang boleh tertinggal,” tegas Reisa.
Reisa juga mengingatkan selama pandemi belum berakhir dan capaian vaksinasi belum 100 persen, protokol kesehatan harus tetap dilakukan.
“Jangan lengah. Virus SARS COV-2 tetap mengintai. Meski angka kasus aktif dibawah 12 ribu, penambahan kasus per hari dibawah 1000, angka kematian per hari semakin turun dan level PPKM mayoritas kabupaten-kota di Indonesia sudah di level 1 dan level 2, bukan berarti kita berhenti waspada. Lengah sedikit, virusnya siap menyerang kembali. Memanfaatkan keteledoran kita.”
Dokter Reisa mengingatkan akan jauh lebih mudah tetap disiplin mempraktikkan 5 M—Memakai masker dengan benar dan tidak membuka ketika bertemu orang lain di tempat umum, menjaga jarak aman dari orang lain, menjauhi kerumunan meski mayoritas aktivitas masyarakat sudah diperbolehkan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih, dan selektif dalam bermobilitas untuk mengurangi risiko penularan—dibandingkan menghadapi potensi gelombang ketiga.
“Jangan biarkan Ibu Pertiwi berduka lagi. Cegah sebisa mungkin, sekeras mungkin, semaksimal mungkin datangnya gelombang ketiga, kenaikan kasus luar biasa untuk ketiga kalinya. Ayo, kita pasti bisa.”
“Caranya? Lewat vaksinasi 100 persen, merata untuk semua. Vaksinasi akan menumbuhkan kekebalan kelompok. Sedangkan dengan vaksin dan tetap disiplin prokes ketat, kita akan tumbuhkan ‘Ketahanan Kesehatan’, resilience, atau Kekebalan Bangsa terhadap COVID-19. Ayo tetap bermasker. Ayo cepat vaksinasi. Ayo bersama akhiri pandemi ini,” tutupnya.
Berita Terkait
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Benarkah Vaksinasi Campak Bisa Picu Kecacatan Anak? Ini Penjelasan Dokter
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Vaksinasi Melonjak, Cuci Tangan Meningkat: Rahasia Keluarga Sehat Ternyata Ada di Tangan Ayah!
-
Waspada! Pneumonia Mengintai Dewasa dan Lansia, PAPDI: Vaksinasi Bukan Hanya untuk Anak-Anak
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa