Suara.com - Pandemi Covid-19 membawa tantangan tersendiri bagi perempuan, khususnya yang tengah menjadi ibu. Di banyak masyarakat, peran ibu masih kerap dianggap yang paling bertanggung jawab bagi urusan rumah tangga.
Sehingga, saat pandemi dan aktivitas lebih banyak dilakukan di rumah, beban seorang ibu menjadi bertambah. Akibatnya sebagian meresa penat dan tertekan.
“Berdasarkan survei yang kami lakukan di pertengahan tahun 2021, sebanyak 81 persen dari 793 responden yang merupakan seorang ibu merasa penat dan tertekan pada situasi saat ini, serta tidak sedikit dari mereka yang sedang merasa tertekan malah berusaha tidak memperlihatkan perasaan mereka yang sebenarnya," kata Meliana Sri Rahayu Widodo, Marketing Manager Fabric Conditioner Wings Care, pada saat peluncuran produk SoKlin Softener Complete Care yang diselenggarakan secara virtual, Kamis, (11/11/2021).
Ia mengatakan bahwa para ibu cenderung memendam perasaan, terus tersenyum demi menjadi ‘ibu kuat’ bagi kebahagiaan keluarganya. Meliana juga mengatakan bahwa mempersiapkan pakaian untuk keluarga (mencuci dan menyetrika) merupakan tantangan yang menyita waktu para ibu.
Oleh sebab itu, Meliana mengatakan bahwa pihaknya meluncurkan kampanye #IbuTidakSendiri akan dilanjutkan dan kampanye #BergerakDariRumah. Kampanye ini mengajak para ibu untuk bermain dan bergerak sepuasnya dengan anak-anak mereka.
Menanggapi hal tersebut, Muara Makarim, Self-Love and Relationship Coach mengingatkan tentang pentingnya self-love dan berdamai dengan diri sendiri untuk mengatasi masalah penat dan tertekan yang muncul sebagai akibat kelelahan.
Menurut Muara, ibu dapat mencoba ‘berbicara’ dengan dirinya sendiri, membuat gratitude journal atau menulis tentang rasa syukur atas keadaan saat ini. Ia mengatakan bahwa cara ini adalah salah satu metode yang bisa digunakan untuk menumbuhkan self-love dalam diri sendiri untuk dapat mengurangi tingkat kepenatan atau rasa tertekan yang dihadapi oleh para ibu.
"Muara menyarankan Ibu untuk lebih fokus ‘ada pada saat ini’ (be present), tidak memikirkan atau menyesali masa lalu, dan tidak khawatir berlebihan memikirkan apa yang akan terjadi masa mendatang," kata dia.
Sementara itu Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, M.Psi, juga mengajak para ibu menelusuri sumber kelelahan dan kepenatan yang mereka hadapi.
Baca Juga: Anies Sebut Kelompok yang Manipulasi dan Cari Untung dari Covid Suatu Saat akan Malu
Ia mengingatkan bahwa ibu memiliki peran sangat penting dalam membangun jiwa keluarga. Masalah ibu akan menular pada keluarga, terutama anak-anak. “Hal yang paling mudah dilakukan adalah beraktivitas bersama.
Dia mengatakan bahwa bergerak secara fisik, olahraga atau bermain bersama sesuatu yang menyenangkan bersama anak dapat membuat pikiran teralihkan dari hal-hal yang membuat penat karena anak-anak generasi alpha ini butuh sekali bergerak.
"Karakter mereka adalah belajar sambil bergerak, sehingga jika orangtua juga membiasakan hal itu, orang tua dapat meminimalkan rasa penat,” ujar Samantha.
Ia juga menambahkan bahwa beraktivitas fisik yang mengeluarkan keringat, seperti bermain dan berolahraga, dapat meningkatkan hormon dopamine dan norepineprin sebagai antidepresan.
"Kami harap inovasi kami ini dapat menjadi solusi perawatan pakaian keluarga dan membuat Ibu lebih tenang saat keluarga beraktivitas di luar ruangan. Tak perlu khawatir terhadap panas dan keringat,” ujar Meliana Sri Rahayu Widodo, Marketing Manager Fabric Conditioner Wings Care.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!