Suara.com - Meski pandemi Covid-19 telah terjadi selama hampir 2 tahun, namun informasi terkait virus corona SARS Cov-2 tersebut masih terus berkembang. Berbagai riset dan penelitian masih terus dilakukan oleh banyak peneliti di dunia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong tenaga ahli kesehatan di berbagai rumah sakit dalam negeri untuk turut lakukan riset terkait Covid-19 dengan menyesuaikan kondisi di Indonesia.
"Pak Menkes sudah meminta kita jangan jadi follower terus, mengikuti penelitian dari Singapura atau negara lain," kata Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D., saat sambutan secara virtual dalam perayaan HUT RSUP Persahabatan, Minggu (14/11/2021).
Terlebih RSUP Persahabatan sebagai pusat rumah sakit penyakut paru yang telah menangani pasien Covid-19 sejak awal pandemi, diminta untuk bisa menjadi percontohan dalan menjalankan riset.
Kadir menyarankan agar riset melibatkan para ilmuwan muda Indonesia juga lulusan luar negeri.
"Saya minta, bisa rekrut Ph.D dari Jepang atau Singapura untuk lakukan penelitian di sini," ujarnya.
Ia menambahkan, riset Covid-19 penting dilakukan untuk menemukan terapi pengobatan yang lebih efektif bagi pasien juga penggunaan obat yang tepat. Tenaga kesehatan wajib melakukan pelayanan terbaik kepada pasien dengan berbasis epidermis yang dilakukan harus berdasarkan penelitian.
Tertulis dalam public health emergency internasional concern, telah ditentukan 'pohon' penelitian Covid-19 di mana terdapat 8 tindakan dengan 9 topik riset yang diperlukan segera dalam keadaan tanggap darurat saat ini.
"Sedapat mungkin Rumah Sakit Persahabatan masuk dalam 9 topik riset Covid-19 yang menjadi roadmap. Minimal ada orang kita yang melakukan penelitian, mengenai kandidat terapeutik misalnya yang melakukan analisis dan clinical terakhir tentang dari sekian banyak obat, mana di antara obat tersebut yang paling ampuh. Kemudian juga untuk vaksin yang terbaik untuk kita semua," tuturnya.
Baca Juga: 61 Siswa Terpapar Covid-19, Gugus Tugas Kulon Progo Pastikan Bukan Klaster Sekolah
Diakui Kadir bahwa riset tidak bisa hanya dilakukan oleh tenaga ahli di rumah sakit. Tapi juga harus melibatkan pihak lain, terutama akademis di universitas dan swasta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif