Suara.com - Fibrilasi Atrium adalah suatu kondisi jantung yang ditandai dengan irama yang tidak teratur. Hal ini dapat menempatkan individu pada bahaya tiga komplikasi utama gagal jantung, angina dan stroke.
Bahkan, AF dapat meningkatkan risiko stroke lima kali lipat, dan risiko kematian dini dua kali lipat. Meski alkohol dan kafein adalah penginduksi AF yang terkenal, ada satu makanan sehari-hari juga dapat secara signifikan meningkatkan risiko kondisi tersebut.
Selama fibrilasi atrium, detak jantung cepat dan tidak teratur, pada 80 hingga 160 detak per menit, dibandingkan dengan detak jantung normal 60 hingga 100 terbaik per menit. Gejala kondisi akan sangat bervariasi.
"Mereka cenderung lebih parah pada orang tua dan pada mereka yang juga memiliki penyakit jantung atau paru-paru struktural," jelas Harvard Health.
Dalam situs tersebut dijelaskan bahwa orang yang dalam kondisi sehat bahkan mungkin tidak menyadari aritmia. Sementara, yang lain merasakan sensasi berdebar-debar di dada atau detak jantung yang cepat dan/atau tidak teratur.
Tekanan darah tinggi adalah prekursor yang kuat dari AF, dan secara luas diketahui bahwa asupan natrium memiliki hubungan yang kuat dengan hipertensi. Untuk itu, peneliti telah berusaha untuk mengeksplorasi dampak langsung garam pada AF.
Dan banyak penelitian telah menyimpulkan bahwa asupan garam makanan adalah prediktor independen yang signifikan dari detak jantung yang tidak teratur.
Dalam satu analisis observasional, para peneliti mengamati kohort yang terdiri dari hampir 474.000 orang, 5.972 di antaranya didiagnosis menderita AF.
Selama 10 tahun masa tindak lanjut, 5.972 peserta didiagnosis dengan AF.
Baca Juga: Cara Membuat Telur Asin Pakai Rendaman Air Garam, Tunggu 14 Hari agar Rasanya Mantap
Setelah menyesuaikan faktor-faktor yang berpengaruh, para peneliti mencatat hubungan yang signifikan antara laki-laki di kuintil ekskresi natrium yang lebih rendah dan tertinggi.
"Kami menemukan bukti hubungan berbentuk U antara perkiraan asupan garam harian dan risiko AF di antara pria," tulis mereka.
“Hasil kami menunjukkan bahwa di atas tingkat minimum fisiologis tertentu, asupan garam yang semakin tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko AF.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban