Suara.com - Menjaga kesehatan mental di masa pandemi Covid-19 menjadi hal penting yang perlu diperhatikan. Dokter penyakit dalam dan konsultan geriatri Rumah Sakit Sanglah, Bali, Dr. dr. I Gusti Putu Suka Aryanan mengatakan, kebiasaan tersebut juga bisa meningkatkan imunitas.
Untuk itu, dokter spesialis penyakit dalam dari Good Doctor ini mengatakan selain mematuhi protokol kesehatan dan menjalankan vaksinasi, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental yang bisa dilakukan.
Beberapa di antaranya adalah dengan berpikir positif, bersyukur, jangan stres, dan menjaga hubungan sosial sehingga kita bisa menikmati kehidupan yang lebih baik.
Bukan hanya itu, untuk melindungi diri agar virus tidak masuk ke tubuh, mengonsumsi nutrisi dengan beragam menu seimbang dan berolahraga sesuai dengan kondisi kesehatan juga hal yang tak boleh dilewatkan.
"Stres sebenarnya menghancurkan sistem kekebalan tubuh kita. Sebagian besar memburuknya pasien Covid-19 di rumah sakit adalah karena stres, panik, dan tingkat kecemasan yang tinggi sehingga kekebalannya jauh menurun," jelasnya dalam siaran pers webinar yang bekerja sama dengan Good Doctor dan LSPR Communication & Business Institute ini.
Akibatnya, lanjut dia, virus akan mampu mengalahkan sistem kekebalan tubuh dan memenangkan pertempuran di tubuh pasien. Oleh karena itu, kata Dr. I Gusti Putu, kita harus bisa rileks dan mengelola stres dengan baik.
Tips dari Dr. I Gusti Putu di atas, sebenarnya juga berlaku untuk kita yang ingin menjaga kesehatan jantung. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Siska Suridanda Danny, mengatakan jika depresi juga memengaruhi kesehatan jantung, terutama pada pasien Covid-19.
Di mana depresi melepaskan hormon stres dan meningkatkan bahan kimia yang menyebabkan penyempitan arteri.
Depresi juga berdampak pada gaya hidup, seperti pola makan. Makan makanan tidak sehat dapat memperburuk kondisi kesehatan, apalagi ditambah tidak berolahraga.
Baca Juga: Satgas Covid-19: Vaksinasi Anak Usia 6 hingga 11 tahun di Kepri Dilaksanakan Tahun 2022
"Virus yang tadinya menyerang paru-paru, bisa secara langsung menyerang jantung atau bisa mencetuskan suatu serangan jantung karena kondisi infeksi sistemik atau infeksi yang berat" jelas dr. Siska dalam Good Talk Series, seminar publik online kolaborasi Good Doctor dan Yayasan Jantung Indonesia.
Dengan kata lain, terkena Covid-19 bisa mencetuskan masalah jantung yang sebelumnya tidak ada atau memperparah masalah jantung yang sebelumnya sudah ada.
Karena itulah, pencegahan merupakan jalan terbaik apabila berbicara mengenai stroke dan serangan jantung. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah perubahan gaya hidup.
"Komponen perubahan gaya hidup secara umum, yaitu berhenti merokok, pola makan yang bergizi dan bervariasi, serta berolahraga. Obat dewa untuk semua penyakit tidak menular adalah olahraga," tutup dia dalam Good Talk Series, seminar publik online kolaborasi Good Doctor dan Yayasan Jantung Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi