Suara.com - Anak yang lahir dengan penyakit diabetes tipe 1 harus mendapat edukasi gaya hidup sehat sejak dini dari orangtua. Apa pentingnya?
Tidak seperti diabetes tipe 2, penyakit diabetes tipe 1 umumnya dialami seseorang saat masih kecil atau bahkan sejak lahir. Diabetes tipe 1 terjadi akibat adanya kelainan pada pankreas yang tidak cukup atau tidak bisa memproduksi insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
Spesialis katarak di JEC Eye Hospitals and Clinics Dr. Referano Agustiawan, Sp.M(K)., menyampaikan bahwa anak-anak yang mengidap diabetes lebih cepat alami komplikasi retinopati diabetik atau gangguan pada mata dibandingkan pasien orang dewasa.
"Semua diabetes punya risiko retinopati diabetik. Tapi 90 persen retinopati diabetik bisa dicegah dengan deteksi dini," kata dokter yang akrab disapa Nano tersebut, dalam webinar Hari Diabetes Dunia, Selasa (16/11/2021).
Ia menyampaikan bahwa retinopati diabetik tidak bisa disembuhkan. Tapi, dengan pengobatan yang tepat bisa dicegah perburukannya. Sebab, kondisi paling fatal retinopati diabetik bisa sebabkan kebutaan.
"Retinopati diabetik terjadi bersamaan dengan diabetes. Artinya tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikintrol. Jadi harus dikontrol dengan gula darah dan kolestorol," ujarnya.
Komplikasi retinopati diabetik rata-rata terjadi pada orang yang telah di atas lima tahun didiagnosis diabetes. Dokter Nano menyampaikan, apabila kontrol gula darah dilakukan dengan baik, kemungkinan pasien hanya bisa terkena retinopati diabetik ringan.
Selain pengobatan, kadar gula darah pada pengidap diabetes harus selalu terkontrol dengan mengatur pola makan. Hal itu yang seringkali jadi tantangan dalam menangani pasien diabetes pada anak, aku dokter Nano.
Hal serupa disampaikan dokter penyakit dalam dr. Bhanu Kumar, BMedSc, Sp.PD. Menurutnya, peran orangtua sangat penting dalam mengedukasi anak agar mau menjaga pola makannya. Selain itu, anak juga harus diberitahu manfaat pemeriksaan rutin kadar gula darah.
Baca Juga: Ini Nih Pentingnya Periksa Mata ke Dokter Bagi Orang Terdiagnosa Diabetes
Menurut dokter Bhanu, anak yang mengidap diabetes tipe 1 seolah memang dipaksa untuk lebih cepat bersikap dewasa. Saat itu pula orangtua harus hadir untuk menemaninya jalankan berbagai pengobatan.
"Kalau anak masih kecil sekali, jelas tanggungjawab ada di orangtua. Tapi seiring waktu, anak dewasa tanggungjawab mulau dibagi. Mulai dikenali komplikasinya apa. Disampaikan dia bisa kok hidup normal seperti yang lain dengan catatan gula darahnya harus terkontrol," ujarnya.
Ia mengingatkan, pengobatan yang tidak disiplin berisiko menyebabkan pengidap diabetes tipe 1 mudah alami komplikasi. Kondisi itu terjadi karena tubuh kekurangan insulin atau bahkan tidak memproduksi sama sekali akibat kelainan pada pankreas.
Sehingga, pasien diabetes tipe 1 harus selalu rutin melakukan suntik insulin ke tubuhnya.
"Insulin berperan sebagai antiimflamasi. Jadi kalau tubuh kekurangan insulin, badan itu cenderung mengalami kondisi radang. Radang itu kunci terjadinya penyakit," jelasnya.
Jika peradangan terjadi pada bagian mata, maka komplikasi retinopati diabetik itu bisa terjadi.
Berita Terkait
-
Transformasi Mengejutkan Fahmi Bo: Dulu Bugar, Kini Kondisinya Bikin Miris
-
Kenali Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orang Tua Wajib Waspada!
-
Ilmuwan Muda Indonesia Temukan Senyawa Baru untuk Mengatasi Diabetes
-
5 Gejala Pradiabetes yang Wajib Diwaspadai, Termasuk Kesemutan Tangan dan Kaki!
-
47 Persen Orang Dewasa Terancam, Rahasia Gusi dan Hubungannya dengan Jantung: Diabetes dan Alzheimer
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
Terkini
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit