Suara.com - Berolahraga secara rutin memang menyehatkan, tetapi melakukannya secara berlebihan juga tidak baik. Sebab, tubuh membutuhkan istirahat untuk masa pemulihan.
Pemulihan tidak hanya penting bagi yang ingin membangun massa otot, tetapi juga menghindari 'overtraining', suatu bentuk kelelahan ekstrem yang membuat waktu pemulihan memakan waktu berminggu-minggu hingga bertahun-tahun.
Menurut The Conversation, overtraining terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara jumlah olahraga dengan jumlah pemulihan di antara sesi latihan.
Hal itu dapat menyebabkan gangguan respons imun, perubahan aktivitas hormonal, dan kelelahan terus-menerus, seringnya berlangsung selama lebih dari empat minggu.
Tetapi beberapa laporan juga menunjukkan bahwa overtraining menjadi cara orang-orang untuk menurunkan berat badan. Namun sayangnya, belum tentu hal itu menjadi penyebabnya.
Untuk menurunkan berat badan, seseorang harus menciptakan defisit kalori, yakni membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi. Ini dilakukan selama periode waktu berkelanjutan atau dilakukan secara berulang.
Ada dua cara untuk mencapai defisit kalori, yakni mengubah diet atau pola makan dengan mengonsumsi sedikit kalori daripada yang dibakar tubuh, atau meningkatkan jumlah olahraga sehingga tubuh membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi.
Dari hal ini, mungkin realistis jika berolahraga berlebihan dapat mengurangi berat badan. Namun, harus diingat bahwa olahraga berlebihan juga dapat menyebabkan tubuh stres, yang meningkatkan produksi hormon kortisol.
Produksi hormon kortisol secara berlebihan dapat meningkatkan aktivasi enzim lipoprotein lipase, yang ada di sel-sel lemak.
Baca Juga: 5 Manfaat Gandum, Salah Satunya Dapat Mengurangi Berat Badan
Enzim ini memberitahu sel untuk meningkatkan penyimpanan lemak dan menjelaskan mengapa stres berlebih terkadang dapat menyebabkan peningkatan lemak di daerah perut, wajah, dan dada.
Kadar hormon kortisol yang berlebihan juga dapat mempermudah jaringan lemak untuk meregenerasi kortisol dalam jaringan lemak itu sendiri.
Jadi, alasan penurunan berat badan, atau bahkan penambahan berat badan, mungkin bukan disebabkan oleh overtraining. Tetapi kemungkinan karena faktor lain.
Penurunan berat badan bisa terjadi karena stres berlebih dalam keseharian, pola makan yang buruk, tidak mengalami defisit kalori, atau memaksakan pembakaran kalori saat berolahraga.
Hal yang perlu diingat adalah beristirahat dari rutinitas olahraga adalah perlu agar otot bisa pulih dan terhindari dari kelelahan ekstrem.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?