Suara.com - Komunikasi adalah kunci harmonis sebuah hubungan, termasuk untuk membangun keluarga yang sehat. Melalui komunikasi yang baik, semua masalah bisa diselesaikan dan dicari solusinya.
Hal ini dibenarkan Dokter Umum, dr. Abi Noya yang menjelaskan gambaran keluarga sehat versi WHO, yaitu suatu kondisi yang komplit bebas dari penyakit, kelemahan, atau kecacatan.
Keluarga sehat juga memiliki kondisi yang sejahtera baik fisik maupun mental, sehingga bisa hidup dan beraktivitas dengan baik secara sosial dan ekonomi.
"Kalau disimpulkan, keluarga sehat adalah keluarga yang memiliki kondisi kesehatan yang ideal dan komplit baik dari sisi psikologis, biologis, dan kesejahteraan sosial."
"Segala aspek tersebut harus dijaga secara sistematik dan sinergis agar mampu menciptakan kesehatan yang optimal dalam sebuah keluarga," ujar dr. Abi, dalam keterangan pers Lemonilo, Senin (22/11/2021).
Dokter Abi menambahkan, setiap individu dalam keluarga perlu menjalankan faktor-faktor tersebut secara bersama. Artinya, untuk menunjang kesehatan keluarga diperlukan peran serta yang berkesinambungan antara setiap anggota keluarga.
Usahakan keluarga memiliki kebiasaan momen untuk berkumpul rutin. Di momen itulah bisa digunakan untuk saling bercerita dan berkomunikasi tentang segala hal.
Sehingga orangtua tidak sekedar melarang atau membatasi screen time mulai dari TV, komputer, gadget, dan media sosial. Tapi juga mencarikan kegiatan pengganti screen time tersebut, agar anak tidak bingung.
Momen saling bercerita itu, bisa dilakukan saat kegiatan olahraga bersama, makan bersama atau menjelang waktu tidur.
Baca Juga: 4 Manfaat Break Komunikasi Setelah Bertengkar dengan Pasangan
"Biasakan untuk mengutamakan komunikasi yang sehat dalam keluarga. Budaya patriarki atau hirarki kadang menghambat terbentuknya komunikasi yang sehat," tutur dr. Abi.
Sehingga baiknya terapkan komunikasi dua arah dari orangtua ke anak, dan dari anak orangtua. Jangan lagi hanya sekedar orangtua yang menceramahi, anak tidak boleh menyampaikan argumennya, dan malah dianggap membantah.
"Ketika komunikasi tidak terjalin dengan baik, maka akan timbul masalah biologis, psikologis, dan sosial. Oleh karena itu, mulai saat ini kita jaga kualitas komunikasi dengan keluarga melalui saling mendengarkan dan saling mengungkapkan," tutup dr. Abi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak