Suara.com - Diabetes masih menjadi salah satu penyakit yang jadi tantangan di hampir seluruh dunia. Penyakit ini kerap tidak memunculkan gejala di awal, dan baru terlihat saat kondisi cukup parah.
Tanda-tanda umum gula darah tinggi termasuk rasa haus yang meningkat dan kebutuhan untuk pergi ke kamar mandi lebih banyak, tetapi para ahli mengatakan mungkin juga ada indikator di mulut Anda.
Para peneliti mengatakan bahwa orang dengan penyakit gusi yang parah (periodontitis) memiliki waktu yang lebih sulit untuk menjaga kadar gula darah mereka tetap terkendali.
Dilansir dari New York Post, bagi mereka yang gula darahnya tidak terkontrol dengan baik, mereka mungkin mengalami masalah dengan penyakit gusi, kata American Dental Association (ADA).
Sebuah studi sebelumnya yang diterbitkan oleh para ahli di ADA menyatakan bahwa orang dengan diabetes mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit gusi daripada orang tanpa diabetes.
Penyakit gusi adalah infeksi serius yang dalam banyak kasus dapat diobati. Jika dibiarkan dapat menyebabkan kehilangan gigi yang tidak dapat dipulihkan, karena dapat merusak tulang yang menopang gigi Anda.
Para peneliti mengatakan bahwa orang dengan penyakit gusi yang parah (periodontitis) memiliki waktu yang lebih sulit untuk menjaga kadar gula darah mereka tetap terkendali.
Karena penyakit gusi adalah infeksi, kemungkinan penderita diabetes akan merasa lebih sulit untuk mengatasinya daripada orang lain.
ADA mengatakan: “Bila tidak terkontrol dengan baik, diabetes juga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
Baca Juga: Angka Prevalensi Anak Penderita Diabetes Tipe 1 Meningkat, Ini yang Perlu Dilakukan
"Ini berarti bahwa jika Anda menderita diabetes, mungkin perlu waktu lebih lama bagi Anda untuk sembuh setelah perawatan gigi seperti pencabutan gigi atau operasi mulut lainnya."
Sebuah studi ADA sebelumnya menemukan bahwa secara umum, penderita diabetes Amerika lebih rentan terhadap kehilangan gigi daripada mereka yang tidak menderita kondisi tersebut.
Sekitar 28 persen penderita diabetes yang diuji dalam penelitian ini telah kehilangan semua gigi mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah