Suara.com - Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Esti Nurjadin, mengungkapkan bahwa penggunaan tembakau atau merokok sangat berkaitan erat terhadap peningkatan kasus jantung koroner.
Ia mengatakan bahwa penyakit jantung koroner di usia produktif dapat menyebabkan penurunan produktivitas, sehingga ini dapat memengaruhi beban ekonomi masyarakat dan meningkatkan biaya kesehatan Pemerintah.
“Sebagai silent killer, dilaporkan bahwa penyakit jantung dan kardiovaskular, berkontribusi sebesar 26,4 persen total kematian. Banyak penelitian membuktikan hubungan antara merokok dengan penyakit jantung koroner,” ungkap Esti Nurjadin dalam Konferensi Pers: Mendesak Pemerintah Melanjutkan Revisi PP 109/2012, Minggu (12/12/2021).
“Merokok terbukti menjadi risiko terbesar untuk kematian mendadak. Risiko penyakit jantung koroner meningkat dua sampai empat kali pada perokok, dibanding yang non perokok,” lanjutnya.
Risiko penyakit ini seiring dengan bertambahnya usia seseorang dengan rokok yang dihisap. Esti melanjutkan, faktor risiko merokok berhubungan sinergis dengan hubungan penyakit jantung koroner. Antara lain hipertensi, kadar lemak, dan kadar gula darah yang tinggi.
“Indonesia merupakan negara keempat dengan konsumsi rokok terbesar di dunia. Selain itu, merokok secara jelas dapat merusak kesehatan dan menghambat produktivitas SDM di Indonesia pada masa mendatang,” kata Esti.
“Dan ini tidak dapat secara maksimal bersaing di era global, dengan berperan sebagai agen perubahan dalam membangun bangsa yang lebih baik dan unggul,” ungkapnya.
Berbagai sebab dari perilaku merokok perlu dikendalikan, mengingat prevalensi perokok pemula di Indonesia meningkat berdasarkan Riskesdas tahun 2018, yang menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi perokok anak mulai dari usia 10-18 tahun, dari 7,2 persen menjadi 9,1 persen atau sekitar 1,8 juta anak.
“Tentu ini akan mengancam gagalnya Pemerintah untuk mempersiapkan generasi SDM yang berkualitas, sebagaimana yang dimuat di RPJMN 2020/2024,” tegas Esti.
Baca Juga: Ngeri, 80 Persen Penyebab Kanker Paru Akibat Kebiasaan Merokok!
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar