Suara.com - Dalam beberapa hari terakhir kekhawatiran masyarakat meningkat terhadap mutasi virus corona varian Omicron. Masyarakat juga terus ingin tahu vaksin Covid-19 mana yang efektif dan tidak efektif melawan varian tersebut.
Dikutip dari NY Post, baru-baru ini sebuah studi berhasil mengunggap dua vaksin Covid-19 yang kurang efektif melawan varian omicron. Dua vaksin tersebut ialah Pfizer dan Astrazeneca.
Para peneliti dari Universitas Oxford mengatakan dalam makalah pra-cetak bahwa mereka telah menemukan "penurunan substansial" dalam antibodi penetralisir ketika varian Omicron diperkenalkan ke sampel darah 28 hari setelah peserta menerima dosis kedua vaksin Pfizer atau AstraZeneca.
Studi tersebut, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menemukan bahwa beberapa peserta “gagal menetralisir [virus] sama sekali.”
“Ini kemungkinan akan menyebabkan peningkatan infeksi terobosan pada individu yang sebelumnya terinfeksi atau divaksinasi ganda, yang dapat mendorong gelombang infeksi lebih lanjut, meskipun saat ini tidak ada bukti peningkatan potensi untuk menyebabkan penyakit parah, rawat inap atau kematian,” kata penulis penelitian.
Tetapi para ilmuwan mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah varian tersebut menghindari jenis kekebalan lain yang disediakan oleh vaksin.
“Data ini penting tetapi hanya satu bagian dari gambaran. Mereka hanya melihat antibodi penawar setelah dosis kedua, tetapi tidak memberi tahu kami tentang kekebalan seluler, dan ini juga akan diuji,” kata Matthew Snape, profesor Oxford dan rekan penulis makalah tersebut.
Namun, para peneliti mengatakan temuan itu harus “menekankan pesan bahwa mereka yang ditawari vaksinasi booster harus menerimanya.”
“Meskipun tidak ada bukti peningkatan risiko penyakit parah, atau kematian, dari virus di antara populasi yang divaksinasi, kita harus tetap berhati-hati, karena jumlah kasus yang lebih besar masih akan membebani sistem perawatan kesehatan,” kata Gavin Screaton, kepala departemen ilmu kedokteran universitas dan penulis utama makalah ini.
Baca Juga: Inggris Mencatat Kematian Pertama Akibat Varian Omicron
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!