Suara.com - Food and Drug Administration (FDA) masih menimbang-nimbang pihaknya akan mengesahkan penggunaan pil covid-19 Merck pada pasien virus corona Covid-19 atau tidak. Di samping itu, risiko konsumsi pil Covid-19 ini pada ibu hamil pun masih dipertanyakan.
Pil Covid-19 itu mulai diserahkan kepada FDA minggu lalu dan akan menjadi salah satu metode perawatan virus corona Covid-19 pertama, yang akan bersaing dengan pil Covid-19 buatan Pfizer.
Pada November 2021 lalu, para penasihat kesehatan Amerika Serikat mempertimbangkan informasi mengenai pil Covid-19 tersebut. Karena, pil Covid-19 itu yang dikenal sebagai monupiravir kurang efektif untuk pasien virus corona Covid-19.
Selain itu, pil Covid-19 itu juga dipercaya bisa menyebabkan cacat lahir. Bahkan, mereka bertanya-tanya pil Covid-19 itu akan menyebabkan mutasi pada DNA manusia atau tidak.
Sayangnya dilansir dari Fox News, anak-anak dan wanita hamil pun tidak dilibatkan dalam uji coba pil Covid-19 Merck.
Mereka juga tidak mempelajari kinerja obat tersebut pada orang yang sudah suntik vaksin Covid-19 lengkap.
Merck mengatakan penelitiannya sendiri tidak menemukan bukti bahwa pil Covid-19 itu bisa menyebabkan mutasi DNA.
Penelitian pada hewan menunjukkan obat tersebut telah menyebabkan toksisitas dan staf FDA menyimpulkan molnupiravir dapat menyebabkan kerusakan janin bila diberikan kepada ibu hamil.
Merck mengatakan tidak akan merekomendasikan pil Covid-19 pada ibu hamil dan ibu menyusui. Tetapi, komite obat antimikroba memilih unttuk merekomendasikan penggunaannya.
Baca Juga: Sinovac Klaim Vaksinnya Efektif Cegah Covid-19 Varian Omicron
Menurutnya, manfaat potensial pil Covid-19 Merck lebih besar dibandingkan risikonya. Molnupiravir bekerja paling baik bila diberikan dalam waktu lima hari sejak munculnya gejala awal virus corona Covid-19.
Merck menguji obat tersebut pada orang dewasa dengan infeksi virus corona Covid-19 ringan hingga sedang yang dianggap lebih berisiko tinggi, karena masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes atau penyakit jantung.
Merck mengatakan bahwa pilnya mengurangi rawat inap dan kematian hingga 30 persen pada orang dewasa yang berisiko tinggi.
FDA mengatakan perusahaan setuju obat itu tidak akan digunakan pada anak-anak. FDA sudah mengizinkan penggunaannya di Inggris, tapi tidak bagi ibu hamil dan menyusui.
Tetapi, FDA masih mempertimbangkan penggunaan pil Covid-19 Merck. Peneliti HIV dari University of North Carolina di Chapel Hill Ronald Swanstrom yang memimpin penelitian molnupiravir dalam sel hamster menemukan bahwa pil Covid-19 itu memang menginduksi mutasi pada DNA.
Melalui sebuah pernyataan, ilmuwan Merck mengatakan bahwa sel hamster terpapar pil Covid-19 lebih lama daripada pasien daripada pasien virus corona dan tidak menemukan tanda-tanda mutagenisitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara