Suara.com - Para ahli telah optimis menyatakan bahwa varian Omicron ini bisa menjadi langkah signifikan dalam transisi pandemi menjadi endemik.
Dr Adam Koppel, direktur pelaksana Bain Capital Life Sciences, mengatakan varian Omicron yang sekarang ini mengkhawatirkan bisa menjadi strain paling dominan secara global.
Tapi, varian Omicron ini mungkin membantu kita lebih cepat melalui pandemi virus corona Covid-19 agar menjadi endemik.
Di mana, semua orang mungkin akan hidup berdampingan varian virus corona Covid-19 yang lebih mirip flu daripada awal pandemi virus corona Covid-19.
Para ilmuwan yang mempelajari tentang varian Omicron itu telah menekankan bahwa masih banyak yang perlu dipelajari.
Mereka merasa khawatir dengan transmisibilitasnya dan bersikeras menyatakan mereka belum memiliki gambaran jelas penyebab varian baru ini terlihat lebih ringan dibandingkan varian Delta.
Tapi, mereka menduga hal itu disebabkan oleh varian Omicron yang cenderung menginfeksi orang usia muda dan sehat. Sehingga gejala yang ditimbulkannya pun ringan.
Para peneliti dari Universitas Hong Kong tampaknya mendukung penelitian sebelumnya di Afrika Selatan yang menemukan bahwa varian Omicron itu sangat menular, tetapi tidak terlalu parah.
Mereka menemukan bahwa varian Omicron itu menginfeksi orang sekitar 70 kali lebih cepat daripada varian virus corona sebelumnya.
Baca Juga: Omicron Masuk Indonesia, Alvin Lie: Jangan Beri Perlakuan Istimewa Karantina Mandiri
Mereka menilai varian Omicron hanya menimbulkan gejala ringan, karena pasien tidak membutuhkan oksigen dan perawatan intensif di ruang ICU. Tapi, banyaknya kasus infeksi tetap akan membebani tenaga kesehatan.
Meskipun jumlah kasus infeksi di Afrika Selatan meningkat, tapi jumlah pasien dewasa yang masuk rumah sakit akibat virus corona 29 persen lebih rendah dibandingkan pertengahan tahun 2020 setelah vaksinasi.
Namun, beberapa ahli memperingatkan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa varian Omicron ini tidak terlalu parah dan tidak akan menyebabkan peningkatan rawat ianp.
"Karena, virus yang menginfeksi banyak orang dan sangat menular bisa menyebabkan infeksi yang lebih parah hingga kematian. Meskipun, awalnya virus itu menunjukkan gejala yang ringan," kata penulis studi di Hong Kong dikutip dari Fox News.
Sebuah analisis baru pun menemukan bahwa vaksin Pfizer menawarkan lebih sedikit pertahanan terhadap infeksi varian Omicron, tetapi masih cukup bagus untuk mencegah rawat inap.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa