Suara.com - Marah adalah sebuah emosi, yang mana ini sebuah cara seseorang untuk mengekspresikan ketidaksenangannya atau bentuk perlawanan atas sesuatu yang tidak menyenangkan.
Tapi, kemarahan bisa menjadi bentuk agresi yang menimbulkan lebih banyak kerusakan dibandingkan hal-hal yang bisa dibayangkan.
Jika seseorang tidak bisa mengendalikan kemarahannya, emosi ini bisa menyebabkan kesengsaraan dan membuat setiap aspek kehidupan terlihat sebagai sebuah tantangan.
Karena itu, Anda perlu mengidentifikasi kemarahan itu bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental Anda atau tidak. Selain itu, Anda juga perlu mengukur diri sendiri mampu mengendalikan kemarahan itu atau tidak.
Setelah itu, Anda bisa mencari solusi yang tepat, strategi yang tepat untuk menenangkan diri dan memanajemen kemarahan.
Sebenarnya dilansir dari Times of India, semua orang pasti pernah marah. Tapi, intensitas kemarahan seseorang berbeda satu sama lain.
Beberapa orang mudah marah, pemarah, dan sulit tenang. Tapi, ada pula orang yang kemarahannya merupakan hasil dari emosi yang dibangun.
Beberapa orang juga cenderung melempar barang, berteriak, dan mengutarakan ketidaksukaannya dengan lantang ketika marah. Tapi, ada pula yang cenderung mengasingkan diri sendiri, merajuk, uring-uringan, dan jatuh sakit ketika marah.
Tingkat kesabaran pada orang yang mudah marah sangat rendah dan sering muncul karena frustrasi. Tapi, ada banyak hal yang bisa memicu hal itu, seperti pengalaman di masa lalu, riwayat keluarga, pengalaman traumatis, dan rasa kehilangan.
Baca Juga: Asal Usul Nama Omicron pada Varian Terbaru Virus Corona
Terkadang, mengekspresikan semua emosi itu adalah cara terbaik untuk membuat hati dan pikiran lebih lega. Tapi, emosi yang tidak bisa dikendalikan bisa berdampak buruk pada kesehatan dan kesejahteraan mental Anda.
Anda perlu memahami bahwa mengekspresikan kemarahan tidak selalu menjadi cara yang paling tepat untuk menyampaikan semua emosi di dalam diri. Karena, Anda bisa mengkomunikasikan setiap emosi yang dirasakan dengan cara komunikasi yang terkendali.
Anda harus bisa memanajemen kemarahan dengan cara proses terapeutik untuk membantu Anda memahami kemarahan lebih baik.
Selain itu, Anda juga bisa menyelesaikan masalah dengan cara menenangkan diri sendiri dan menyalurkan semua kemarahan dengan membuat diri sendiri lebih produktif beraktivitas.
Anda bisa melakukan teknik relaksasi, terapi perilaku dan latihan. Jika diperlukan, Anda juga bisa mengonsumsi obat-obatan.
Berikut ini, beberapa efek kemarahan secara fisik, antara lain:
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara