Suara.com - Hampir semua orang belajar di malam hari. Tapi beberapa penelitian menemukan bahwa waktu optimal untuk belajar bagi setiap orang berbeda.
Sejumlah riset telah membedakan antara waktu belajar di pagi hari dan di malam hari. Studi-studi ini umumnya menemukan bahwa siswa cenderung melakukan yang terbaik di waktu tertentu, sesuai dengan preferensi apakah mereka orang yang senang bangun pagi atau orang yang tidur larut malam.
Hal itu sesuai dengan penelitian terbaru lainnya yang menunjukkan bahwa tidak ada "waktu yang seharusnya" untuk belajar, lapor Brain Scape.
Sementara menurut laman PSB Academy, sains telah menunjukkan bahwa belajar paling efektif adalah antara jam 10 pagi hingga 2 siang, serta jam 4 sore hingga 10 malam.
Sedangkan waktu belajar paling tidak efektif adalah jam 4 pagi hingga 7 pagi.
Tetapi, studi juga telah membuktikan bahwa belajar di masing-masing waktu memiliki manfaat tertentu.
Belajar di pagi hari
Kebanyakan orang akan berpikir bahwa pagi adalah waktu terbaik untuk belajar, karena otak kita cenderung paling tajam di pagi hari setelah tidur.
Cahaya di pagi hari juga baik untuk mata dan membuat Anda tetap waspada. Periode ini sangat bagus, karena pagi hari umumnya memberi Anda kemampuan ingatan yang lebih baik.
Baca Juga: 10 Game Offline Android: Dari Asah Otak, Battle Royale Sampai Balapan
Belajar di sore hari
Di sore hari, otak mengintegrasikan informasi baru dengan apa yang sudah mereka ketahui. Selama waktu ini, otak akan saling berkoneksi dan membuat informasi yang telah dipelajari lebih bermakna.
Belajar di waktu malam
Belajar pada saat ini juga membantu meningkatkan konsentrasi dan kreativitas karena ada lebih sedikit gangguan dari lingkungan.
Tidur setelah belajar juga dikatakan mengkonsolidasikan informasi dan meningkatkan daya ingat. Satu hal yang perlu diperhatikan, pastikan Anda masih tidur rata-rata 8 hingga 9 jam setiap malam.
Menariknya, beberapa penelitian menunjukkan belajar di waktu paling lelah Anda dapat membantu otak mempertahankan konsentrasi keterampilan baru yang lebih tinggi, seperti berbicara bahasa asing.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
Terkini
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern