Suara.com - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan bahwa varian Omicron menyebar lebih cepat daripada varian Delta. Selain itu, varian baru virus corona ini bisa menginfeksi orang yang sudah vaksinasi atau pulih dari virus corona Covid-19 sebelumnya.
Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan pun juga tidak ingin menyimpulkan lebih jauh mengenai varian Omicron, karena data yang diperoleh sekarang masih bukti awal. Salah satu bukti awalnya adalah varian Omicron ini memicu gejala yang lebih ringan dibandingkan varian lainnya.
Tapi, meningkatnya jumlah kasus varian Omicron akan membuat sistem kesehatan berasa di bawah tekanan meskipun hanya memicu gejala ringan.
Varian Omicron ini juga diduga lebih kenal vaksin Covid-19. Sehingga, upaya suntikan booster vaksin Covid-19 pun perlu digencarkan, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
"Sekarang ada bukti yang konsisten bahwa varian Omicron ini menyebar secara signifikan lebih cepat dibandingkan varian Delta," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO dikutip dari India Times.
Selain itu, besar kemungkinan orang yang sudah vaksinasi atau pulih dari virus corona Covid-19 bisa terinfeksi ulang.
Tedros pun mengatakan bahwa banyak area publik yang mungkin akan menyebabkan peningkatan kasus infeksi virus corona Covid-19 dalam jangka pendek.
Karena itu, ia menyarankan semua orang untuk menunda pertemuan guna mencegah peningkatan kasus infeksi, sistem kesehatan yang kewalahan akibat lonjakan dan kasus kematian lebih banyak.
Tetapi, tim WHO menawarkan beberapa harapan kepada dunia bahwa sudah ada tanda-tanda pandemi virus corona Covid-19 yang menewaskan lebih dari 5,6 juta orang di dunia kemungkinan akan berakhir tahun 2022.
Baca Juga: Kelakuan Emak-emak saat Dibonceng Motor Bikin Jantung Copot, Publik Geleng-geleng Kepala
Hal ini didorong oleh pengembangan vaksin generasi kedua dan ketiga, perawatan antimikroba serta inovasi lainnya untuk mencegah infeksi virus corona Covid-19.
"Jika kita bisa menekan penularan virus seminimal mungkin, maka kita bisa mengakhiriu pandemi virus corona Covid-19," jelasnya.
Namun, Tedros juga mengatakan bahwa China yang mendeteksi virus corona Covid-19 pertama tahu 2019 masih menunggu data dan informasi terkait virus aslinya.
"Kita perliu cari asa-usulnya, kita harus berusaha lebih keras," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek