Suara.com - Kita tahu bahwa gejala utama Covid-19 adalah demam, batuk, hilangnya indera penciuman (anosmia) serta pengecap. Namun, banyak orang lebih familiar dengan demam sebagai tolak ukur infeksi virus corona ini.
Inilah mengapa kita selalu diukur suhu tubuhnya ketika memasuki berbagai tempat umum, termasuk rumah sakit.
Tetapi gejala utama seperti demam dan batuk kering kurang spesifik. Kini, sekelompok peneliti menekankan bahwa prediktor infeksi Covid-19 terbaik adalah anosmia.
Hasil dari studi ini terbit di jurnal Chemical Senses, lapor News Medical.
Selain anosmia, hilangnya kemampuan mengecap juga menjadi prediktor kedua untuk Covid-19.
Sementar itu, gejala non-kemosensori yang paling terkenal, seperti sakit tenggorokan, jauh lebih tidak dapat menjadi prediktor Covid-19.
"Orang yang menerima hasil negatif dari tes Covid-19, namun melaporkan mengalami hilangnya indera penciuman idiopatik signifikan, harus dianggap sebagai kandidat prioritas tinggi untuk pengujian ulang dan isolasi diri," saran peneliti.
Untuk menilai risiko Covid-19 seseorang dengan cepat dan andal, pandemi SARS-CoV-2 membutuhkan penyedia layanan kesehatan dan pelacak kontak.
Karenanya, alat skrining yang andal sangat penting untuk mengevaluasi kemungkinan seseorang terkena Covid-19.
Baca Juga: 5 Cara Mengembalikan Indra Penciuman Akibat Anosmia, Lakukan Hal Ini
Peneliti mengusulkan alat yang diklaim cepat, mudah digunakan, ramah telemedis, untuk mendeteksi gejala tersebut, yakni ODoR-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?