Suara.com - Varian Omicron telah dikaitkan dengan infeksi ringan, yang mengakibatkan sejumlah gejala yang mirip dengan flu biasa. Sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, merasa lelah dan sering bersin mungkin terasa seperti pilek atau flu biasa.
Namun, di tengah laporan bahwa Omicron memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu memperingatkan bahwa itu bukan flu biasa dan tidak boleh dianggap enteng.
Empat gejala paling umum dari varian Omicron adalah batuk, kelelahan, hidung tersumbat dan pilek, menurut analisis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS. Sebuah studi baru-baru ini oleh aplikasi Zoe Covid yang berbasis di Inggris menambahkan mual dan kehilangan nafsu makan ke dalam kategori tersebut.
Beberapa penelitian dari Afrika Selatan, AS dan Inggris telah menunjukkan bahwa infeksi yang disebabkan oleh varian yang sangat menular umumnya ringan, dengan rawat inap yang lebih sedikit.
"Omicron bukan flu biasa," kata ahli epidemiologi WHO Dr Maria Van Kerkhove dalam sebuah tweet.
"Sementara beberapa laporan menunjukkan penurunan risiko rawat inap Omicron dibandingkan dengan Delta, masih terlalu banyak orang yang terinfeksi, di rumah sakit sakit dan meninggal karena Omicron (dan Delta)," tambahnya.
Inggris dilaporkan telah melihat sekitar 14 kematian karena varian Omicron, sementara AS dan Korea Selatan masing-masing telah melihat satu kematian. Kematian terjadi terutama pada orang yang tidak divaksinasi.
"Omicron bukan flu biasa! Sistem kesehatan bisa kewalahan," tegas kepala ilmuwan WHO Dr Soumya Swaminathan di Twitter.
“Penting untuk memiliki sistem untuk menguji, memberi saran, dan memantau sejumlah besar pasien karena lonjakannya bisa tiba-tiba dan besar,” dia memperingatkan.
Baca Juga: Kasus Omicron Terus Bertambah, Pemkab Cianjur Percaya Diri Siap Gelar PTM 100 Persen
Kerkhove menyatakan bahwa "kita dapat mencegah infeksi, menyelamatkan nyawa sekarang" dengan memastikan kesetaraan vaksin.
Sementara itu, WHO pada hari Selasa juga menyatakan bahwa bukti yang muncul mengungkapkan bahwa Omicron mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas, menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada varian sebelumnya.
"Kami melihat semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Tidak seperti yang lain, itu dapat menyebabkan pneumonia parah," Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud mengatakan kepada wartawan yang berbasis di Jenewa.
Pada saat yang sama, badan kesehatan global memperingatkan bahwa melonjaknya infeksi akibat Omicron di seluruh dunia dapat menyebabkan munculnya varian baru, kata laporan media. Semakin banyak varian yang menyebar, semakin bisa mereplikasi dan mengeluarkan varian baru yang bisa lebih mematikan.
Prancis telah mendeteksi varian baru, bernama IHU. Varian baru, dengan 46 mutasi, telah menginfeksi 12 orang, baik yang divaksinasi maupun yang tidak divaksinasi. Meskipun mungkin menimbulkan risiko lebih besar daripada Omicron, disebut-sebut sangat menular tetapi ringan dalam infeksi dan kurang mematikan daripada varian Delta sebelumnya, kata para peneliti, "terlalu dini untuk berspekulasi tentang fitur virologi, epidemiologi atau klinis dari varian IHU ini berdasarkan (hanya) 12 kasus".
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja