Suara.com - Seorang wanita bernama Bridget Chiovar (30) terserang stroke setelah merasakan sensasi seperti ada ledakan di kepalanya ketika akan mengangkat putrinya saat ia berjalan-jalan dengan teman dan anak-anaknya.
Setelahnya, wanita yang sedang hamil 24 minggu (6 bulan) ini merasa pusing berat. Ia pun memutuskan untuk pulang dengan harapan sakit kepalanya akan hilang setelah beristirahat.
Namun, kondisinya makin memburuk di malam hari. Wanita asal Arizona, AS, ini pun meminta sang suami, Chris (33) mengantarnya ke rumah sakit.
Saat menjelaskan keluhannya, Bridget mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami aneurisma otak, kondisi pembesaran pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah.
"Mereka memasangkan kantong infus, memberi beberapa Tylenol, dan memberi tahu bahwa saya mengalami dehidrasi. Lalu mereka memintaku untuk pulang dan beristirahat," jelas Bridget, dilansir New York Post.
Namun, 12 menit kemudian setelah pulang dari rumah sakit Bridget tidak dapat berbicara. Ia dan keluarganya pun pergi ke rumah sakit lagi untuk menjalani CT scan.
Hasil pemindaian menunjukkan bahwa sebenarnya Bridget memiliki malformasi arteriovenosa, yakni jalinan pembuluh darah abnormal yang telah menjadi begitu kusut, dan salah satunya pecah menyebabkan stroke.
Ternyata, kondisi tersebut adalah bawaan sejak lahir dan Bridget tidak menyadarinya.
"Aku dipasang saluran intraventrikular di tengkorak. Ini memungkinkan kelebihan darah dan cairan meninggalkan tubuh sementara saluran menunggu pembengkakan otak mereka. Ini adalah bagian dari menyelamatkan hidupku," jelas Bridget.
Baca Juga: Ayah Sakit Stroke Malah Dinyinyiri Tetangga, Omongannya Nyelekit
Bridget mengatakan dia tidak menyadari bahwa apa yang terjadi padanya adalah stroke. Ia pun bergabung dalam grup penderita stroke di Facebook, dan salah satu pengguna memberi tahu bahwa stroke yang dialaminya adalah stroke hemoragik.
"Sebelum mengalaminya, aku pikir hanya orang tua yang terkena stroke, dan saya juga berpikir stroke adalah sesuatu yang terjadi pada jantung, bukan otak," imbuh Bridget.
Bridget menghabiskan tiga minggu di rumah sakit dan lokasi pendarahannya tidak memengaruhi area untuk mobilitasnya. Namun dia terus menderita pusing dan mual.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah