Suara.com - Sebagian besar dari masyarakat dunia kini telah menerima vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi. Dan tentu saja, sebagian juga paham benar terdapat efek samping yang muncul. Pada Sinovac misalnya, gejala setelah vaksin Sinovac ini cukup jelas pada beberapa orang.
Yang jadi pertanyaan kemudian apakah gejala ini wajar dan bisa hilang dengan sendirinya? Atau memerlukan perawatan khusus pada derajat atau tingkat keparahan tertentu? Anda bisa lihat infonya di bawah ini.
Gejala setelah Vaksin Sinovac
Setidaknya ada beberapa gejala umum yang muncul setelah menerima vaksin Sinovac.
1. Nyeri di area yang disuntik, efek samping ini paling sering muncul dan terkadang disertai dengan pembengkakan kecil. Biasanya hal ini akan hilang dalam 2 sampai 3 hari.
2. Nyeri otot dan sendi, setelah mendapatkan vaksin biasanya tubuh akan terasa pegal dan nyeri. Rasanya tak terlalu parah, dan juga akan hilang dengan sendirinya.
3. Demam, efek ini juga termasuk paling sering muncul setelah vaksin Sinovac. Hal ini adalah reaksi alami dari tubuh setelah menerima dosis dari vaksin tersebut.
4. Sensasi mual dan muntah, gejala ini sendiri juga terbilang alami karena merupakan respons tubuh ketika ada vaksin yang dimasukkan.
5. Sakit kepala, masih dalam skala ringan, sakit kepala jadi gejala setelah vaksin Sinovac yang juga umum dan tak perlu dicemaskan.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 10 Januari: Positif 360, Sembuh 105, Meninggal 0
Cara Mengatasinya
Dengan lima gejala tersebut, ada cara mengatasi atau tindakan yang bisa diambil. Pertama, jika lengan terasa sakit Anda bisa mengompresnya dengan kompres dingin. Kemudian untuk membantu meredakan demam, Anda bisa mandi dengan air hangat.
Untuk segera memulihkan kondisi, Anda dianjurkan mengkonsumsi makanan bernutrisi dan banyak air putih. Jika diperlukan obat pereda nyeri juga bisa dikonsumsi, akan lebih baik jika sesuai anjuran dokter.
Meski demikian Anda wajib mewaspadai jika gejala yang muncul sudah terlalu berat dan mulai mengganggu aktivitas. Gejala setelah vaksin SInovac ini akan berbeda-beda pada setiap orang, karena tingkat daya tahan tubuh dan kemampuan adaptasinya juga berbeda. Semoga bermanfaat, dan selamat beraktivitas.
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika